Wednesday 29 January 2014

Berkreasi di Pekarangan Sempit

Lahan yang sempit sebenarnya bukan alasan bagi kita untuk tidak berkreasi, justru sebaliknya, lahan sempit bisa menjadikan kita lebih kreatif. Kreativitas tentu akan muncul setelah kita berani untuk memulai, bukan hanya berangan-angan.
Sejak awal menikah, keinginan untuk berkebun sudah ada, sehingga begitu kami menempati rumah sendiri, selain fokus renovasi, kami juga fokus menyediakan lahan untuk menanam terutama sayuran. Apa yang telah kami tulis di blog ini dari Organik di Pekarangan Rumah, Organik di Pekarangan Rumah-Polibag dan Sayuran Organik di Pekarangan - Pot, merupakan perkembangan yang telah kami lakukan. 
Dan sekarang, meskipun sempit, pekarangan kami sudah seperti hutan, di mana-mana kami penuhi tanaman. Bagi kami, dimana ada lokasi yang mendapatkan sinar matahari, maka lokasi itu akan kami manfaatkan untuk menanam.

Pendopo...
Pendopo yang ada di pekarangan belakang, dulu beratap genting dan fungsinya terbatas hanya untuk bersantai. Seiring berjalannya waktu, kami berusaha mencari ide bagaimana supaya tanaman yang kami tanam lebih banyak dan bermacam-macam. Akhirnya ide muncul untuk menjadikan pendopo lebih manfaat, terutama untuk menanam. Melalui proses awal yang panjang dan penuh keragu-raguan, akhirnya kanopi transparan menjadi pilihan yang tepat.

Pendopo saat masih beratap genteng.

Setelah atap pendopo berubah menjadi kanopi, kami mencoba menanam pare sebagai percobaan, perlahan dan pasti ternyata pare pun mulai "bergelayutan".
Tidak berhenti di atap pendopo, di samping pendopo yang masih ada sedikit lahan, akhirnya kami manfaatkan untuk menanam.


Pare perdana, harus diabadikan he..


Lahan di samping pendopo yang kami fungsikan.

Setelah pare berakhir, markisa jumbo telah menggantikkannya sampai saat ini.


Eranya markisa jumbo.

Kolam Koi...
Bergerak dan bergerak lagi, setelah melihat keberhasilan pare di pendopo, kami mencoba mencari lahan lagi untuk menanam. Pilihan jatuh pada kolam koi. Ya... supaya lahan di sekitar kolam dapat bermanfaat lebih. Di atas kolam kami pasang para-para untuk tanaman anggur, dan tanaman rambat lain seperti gambas, pare, dan entah apalagi, semua akan berkembang
.

Di atas kolam koi kami gunakan untuk tanaman merambat.


Daun & buah belimbing wuluh memiliki banyak manfaat,
maka kami menanam di belakang kolam koi. 

Jemuran...
Di depan jemuran ada sedikit lahan, kami juga memanfaatkan untuk menanam terong, buncis, dan terkadang bayam.


Di depan jemuran ada sedikit lahan, terong yang kami pilih.


Buncis kami rambatkan di tiang jemuran.
Sejak tahun 2014, lahan di depan jemuran kami fungsikan untuk Akuaponik Ikan Koi. Di samping akuaponik masih tersisa lahan, dari pagi sampai siang selalu terpapar sinar matahari. Menanam secara "vertical" akhirnya menjadi pilihan, meskipun masih mencoba, kami berharap dapat berhasil.




Pekarangan depan...
Lokasi di pekarangan depan sebenarnya lokasi yang ideal untuk menanam sayuran, karena mendapatkan sinar matahari sepanjang pagi sampai sore, tapi sayang pohon mangga yang "menjaga" pekarangan depan membuat kami kesulitan untuk menanam sayuran. Tentu kami tidak menyerah begitu saja, pohon mangga kami fungsikan untuk tanaman yg merambat seperti markisa jumbo, oyong, kacang panjang, kecipir dan sekarang eranya tanaman koro he.. 


Bagian depan rumah ada lahan kecil, markisa jumbo jadi pilihan.

Waktu terus berjalan, perubahan terus kami lakukan supaya lahan lebih beranfaat.


Bagian depan harus dimanfaatkan.


Pohon mangga jadi sasaran cipir, kacang panjang dan gambas bestru.

Pohon mangga adalah "penjaga" pekarangan depan bagian timur, untuk bagian barat meskipun ada lahan, tapi terpakai untuk jalan. Tapi, kami masih bisa memanfaatkan untuk bagian yang kosong.


Depan pun bisa kami manfaatkan.


Menikmati hasil untuk lalapan.


Kacang panjang dan cipir siap dimasak.


Burger buatan istri, dengan sayuran dari pekarangan sendiri
ditambah jus markisa jumbo panen sendiri, lengkap sudah.

27 Februari 2014

Hari ini markisa jumbo yang kami tanam di pendopo akhirnya matang dan bisa kami petik untuk kami nikmati dalam bentuk jus.

Akhirnya berhasil juga..


Kami masih terus melakukan perubahan dan kreasi sederhana di pekarangan sempit kami, semoga bermanfaat...

Tulisan kami memang masih jauh dari sempurna,  penyempurnaan akan terus kami lakukan...

Thursday 16 January 2014

Bukan "Habitatnya"

Rasanya senang sekali memiliki berbagai variasi tanaman sayuran di pekarangan rumah.  Semakin banyak jenis tanaman, variasi makanan yang disantap setiap hari tentu lebih bervariasi, selain itu, memang sangat menyenangkan ketika akan membuat sayur, atau sambal, tinggal melangkah keluar memetik apa yang dibutuhkan. Untuk beragam sayuran seperti, bayam, caisin, slada, cabe, sledri, loncang, tomat, kuchai, kemangi keluarga kami sudah bisa memetik sendiri di pekarangan. Tapi, masih ada yang kurang seperti bawang merah, bawang putih, dll. Memang di daerah kami yang memiliki ketinggian sekitar 500 DPL, sayuran tertentu sulit ditanam. Bawang putih dan brokoli contohnya, kedua tanaman ini lebih cocok ditanam di daerah yang dingin atau sejuk. 

Bebarapa sayuran yang kami tanam.
Suatu hari, ketika saya dan istri berangkat ke pasar, kami melihat satu petak sawah penuh tanaman brokoli, kami heran dan bertanya-tanya, apakah bisa berhasil ?. Lain waktu, saat kami mengunjungi makam anak kami, kami melewati tempat yang sama, kebetulan ada seorang bapak, waktu yang pas, kami turun dan menghampirinya. Kami mencoba bertanya, apakah brokoli cocok ditanam di sini, sang Bapak menjawab, bahwa beliau baru mencoba. Tapi meskipun mencoba, kata sang Bapak tidak boleh asal. Waktu penanaman yang tepat adalah saat musim kemarau disaat hawa sangat dingin di malam hari, sekitar bulan Agustus. Dan waktu itu memang beberapa tanaman sudah mulai berbunga, meskipun masih kecil. 
Ilmu yang kami dapatkan sangat bermanfaat, tapi sayang saat ingin mencoba menanam, kami terkendala harga benih yang sangat mahal. Harga waktu itu sekitar bulan Agustus 2013, di atas Rp. 100,000,-, kami pun mengurungkan niat kami.

Karena beberapa bibit sayuran sudah habis, maka pada bulan November 2013, sepulang dari kerja langsung mampir ke toko pertanian. Bebarapa benih saya beli, seperti caisin, terong ungu, slada. Karena penasaran saat itu juga saya mencoba menanyakan berapa harga benih biji brokoli, ternyata.. oh.. ternyata..., harganya sudah turun jauh yaitu sekitar Rp. 60.000,-meskipun menurut kami masih mahal. Karena ingin mencoba, saya akhirnya membeli benih brokoli.

Brokoli...
Sekitar akhir bulan November biji kami semai, meskipun bukan bulan yang tepat, sesuai petunjuk dari sang Bapak. beberapa hari kemuadian terlihat benih yang mulai tumbuh, tapi sayang kami baru sadar biji yang kami semai terlalu banyak. Seperti halnya caisin, setelah benih memiliki 3 sampai 4 helai daun, benih kami pindah ke pot yang sudah kami siapkan. Karena dalam proses mencoba, kami sengaja menempatkan pot di beberapa lokasi yang berbeda. Selain itu, karena media tanam akuaponik edisi ke-2 ada yang masih menganggur, kami coba tanami brokoli juga.

Benih brokoli berumur sekitar 1 minggu.

Pemindahan benih ke pot.
Karena musim hujan, penyiraman kami lakukan 2 hari sekali, menggunakan air kolam. Selain penyiraman, kami juga melakukan pengecekkan untuk menghindari serangan hama terutama ulat dan belalang.

Brokoli yang berumur sekitar 1 bulan.
  
Brokoli di akuaponik.
Tanaman brokoli terlihat subur, rasa penasaran benar-benar mengganggu, hampir setiap hari kami mencoba mengamati apakah ada tanda-tanda bunga brokoli akan muncul. Sampai umur 1,5 bulan belum ada tanda-tanda, tapi kami tetap sabar. Sampai sekarang masih dalam proses, jadi akan kami update perkembangannya.....

Bawang putih.... 
Tidak jauh berbeda dengan brokoli, bawang putih juga memerlukan kondisi khusus untuk bisa tumbuh sampai menghasilkan umbi. Keluarga kami memang mempunyai keinginan tinggi untuk mencoba menanam bawang putih, maklum bawang putih merupakan komponen yang sangat penting dalam memasak. Dari informasi yang kami baca di internet, memang ada jenis bawang putih tertentu yang bisa tumbuh di tempat yang suhunya tidak terlalu sejuk, tapi entahlah, yang mana itu ??. 
Karena hanya ingin mencoba, dan kebetulan ada bebarapa pot yang sedang mengalami masa "reses", lansung saja saya ambil dua umbi dari dapur dan saya tanam di pot. Dan tak kami sangka, setelah beberapa hari ternyata tumbuh juga, akan tetapi baru ada satu. Dan yang satunya lagi, jujur saya lupa saya tanam di mana, tapi, bebarapa hari kemudian akhirnya menyusul juga, kami senang rasanya.

Bisa tumbuh sudah senang rasanya.
Jujur, saya tidak tau kapan pastinya saya "menancapkan" umbi bawang putih di pot, seandainya waktu itu saya dokumentasikan tentu saya bisa tahu berapa umurnya secara pasti.

Bawang putih yang pertamakali tumbuh.

Bawang putih  ke-2.
Merawat dan sambil menunggu itulah yang kami lakukan, dan keberhasilannya pun kami belum tahu, masih tanda tanya besar.

Brokoli 27 Januari 2014
28 Januari 2014


Kemarin, 27 Januari 2014 perkembangan brokoli kami abadikan lewat foto, terutama yang di samping pendopo. Sepertinya tidak ada tanda-tanda akan berbunga, meskipun tanaman brokoli terlihat besar dan sehat. Beberapa tanaman brokoli sempat kami masak, maklum daunnya juga enak he... Istri bahkan menyarankan untuk diambil daunnya saja mumpung belum tua, tapi rasanya kita akan menunggu sampai nanti menua. 
Untuk bawang putih juga masih dalam pertumbuhan, kami akan menunggu sampai daun mulai menguning dan mengering.

6 Februari 2014

Rupanya pertumbuhan brokoli luar biasa, semakin subur, tapi tetap saja belum ada tanda-tanda akan berbunga. Untuk bawang putih secara fisik masih sama, tetap menunggu dan menungu.


Penantian tanpa kepastian he...
24 Februari 2014

Sampai hari ini, brokoli tidak menunjukkan tanda-tanda akan berbunga, mungkin memang bukan habitatnya mengapa brokoli tidak juga berbunga. Dan alangkah baiknya kami memanfaatkan daunnya untuk memasak sayuran, karena daun brokoli memiliki rasa yang enak untuk dibuat sayur. 


Semakin menua, tapi bagi kami kalian tetap berguna.


Maaf.. penantian bunga brokoli harus kami akhiri, tidak berbunga bukanlah sebuah kerugian, tapi pengalaman berharga telah kami miliki. Masih ada kesempatan mencoba diwaktu yang tepat saat musim dingin tiba.

Untuk tanaman bawang putih kami masih menunggu sampai daun mulai menua, karena kami juga penasaran akan umbinya.


Perkembangan bawang putih, sudah mulai menua,
maaf kena dampak abu G. Kelud.

31 Maret 2014

Dan akhirnya bawang putih harus diakhiri, sebenarnya usianya masih kurang, tapi tempat sudah tidak ada lagi. Setelah kami cabut, umbi tidak terlihat sama sekali. Entah kapan, kita harus mencoba lagi.



Beginilah penampakan akhir bawang putih.


8 April 2014

Secara tidak sengaja kami mendapati, ada salah satu brokoli yang tersisa ternyata berbunga.. Wow.. bagi kami luar biasa, ternyata brokoli bisa berbunga, meskipun masih kecil. Hal tersebut tentu membuat pikiran kami berubah, nanti kami akan menanam lagi.


Ternyata berbunga juga... wooww !!




Terimakasih... 

Wednesday 8 January 2014

Akuaponik Ikan Koi

Selama ini, kami mengandalkan air kolam koi untuk menyiram tanaman, dan hasilnya memang luar biasa, menurut kami. Tidak hanya itu, tanaman sirih belanda yang akarnya masuk ke filter kolam koi, tumbuh dengan sangat subur, daunnya sangat besar dan lebar. Untuk lebih mengoptimalkan manfaat air kolam koi, kami membangun akuaponik lagi, dan kami beri nama "Akuaponik Ikan Koi". Mengapa akuaponik ikan koi, ya... karena sumbangan kotoran ikan terbesar berasal dari ikan-ikan koi.  Meskipun jumlah ikan koi hanya 9, tapi karena masing-masing beratnya sudah hampir 1 kg, tentu menghasilkan kotoran yang lumayan banyak. Rencana, akuaponik ikan koi akan kami tanami terong, cabai paprika, dan tomat sebagai tanaman utama. Memang kami belum tahu pasti apakah akan berhasil, tapi kami harus mencoba. 

Berkat air kolam koi, sirih belanda tumbuh tak terkendali.

Karena akan kami tanami tanaman yang memiliki perakaran panjang/dalam, maka media tempat pananaman yang kami pakai memiliki ukuran yang lebih tinggi dari Akuaponik Edisi ke-2. Untuk media tanam, kami menggunakan ember bekas cat dengan tinggi sekitar 40 cm. Lokasi yang pilih sengaja lokasi yang banyak mendapatkan sinar matahari supaya pertumbuhannya dapat maksimal. 

Proses Pengerjaan
Jujur, proses pengerjaan akuaponik ikan koi jauh lebih rumit, karena kami ingin membangun tanpa mengorbankan apa yang sudah kami bangun dengan jerih payah kami sendiri. Kami ingin "pancuran" tetap berfungsi dengan baik, dan itu yang menjadi masalah utama. Lokasi pancuran yang tinggi sempat membuat kami pesimis, karena media tanam tentu harus lebih tinggi dari pancuran dan kami kawatir pompa tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, karena akuaponik harus lebih tinggi dari pancuran, tentu membutuhkan bahan yang lebih, terutama untuk penopang media tanam. Beruntung kami masih memiliki kayu bekas pendopo yang sudah tidak terpakai. 
Setelah media tanam, bell siphon dan bahan-bahan lain telah siap, ujicoba pertama kami lakukan, pada tanggal 29 Desember 2013. Air dari kolam, masuk ke filter, dari bak filter terakhir, air dialirkan menuju media akuaponik. Air yang tersaring dari akuaponik, dialirkan menuju bak penampungan sementara, dan dialirkan menuju ke pancuran. Ujicoba pertama hanya menggunakan 1 media tanam, air kolam yang dialirkan ke akuaponik menggunakan pipa ukuran 3/4". Dari akuaponik menuju bak penampungan menggunakan pipa ukuran 1" dan hasilnya..... GAGAL. Sebenarnya kegagalan itu bisa diakali dengan memperbesar pipa dari bak penampungan ke pancuran, tapi bahan yang digunakan tidak ada di pasaran.


Masih dalam proses.

Fungsi dari bak penampungan sendiri, sebenarnya untuk pengendapan, sehingga kolam koi selalu terlihat bening, karena fungsi utama kolam koi adalah untuk keindahan dari bentuk, warna dan "tarian" koi.

Berpikir dan berpikir lagi untuk merubah strategi supaya akuaponik bisa berhasil. Tanggal 5 Januari 2014, kami lakukan ujicoba lagi, kali ini tanpa menggunakan bak penampungan. Pikiran kami berubah, selama ini,  tanpa akuaponik air kolam sudah melewati filter biologi, dan air yang dihasilkan sudah bening, jadi air dari akuaponik langsung dialirkan ke pancuran.
Air dari filter kolam, kami alirkan ke akuaponik dengan pipa ukuran 3/4". Untuk aliran ke pancuran, dari akuaponik, menggunakan pralon ukuran 2,5". Dan untuk ujicoba kali ini, BERHASIL, air mengalir lancar.

Tempat media tanam terbuat dari plastik dan setiap hari terkena paparan sinar matahari, pasti tidak akan awet. Untuk menjaga keawetan tempat media tanam, kami membungkus dengan bagor bekas. Dan untuk proses pembungkusan, istri yang melakukan, maklum hasil yang saya lakukan tidak rapi (no 1, paling kiri), berbeda dengan hasil bungkusan istri (no 3 dan 4), lebih rapi dan enak dipandang mata heee...


Tempat media tanam dibungkus bagor bekas.

Desain perisai berbeda dengan Akuaponik Edisi ke-2.

Pipa 1" yang masuk ke pipa 2,5".
Penanaman...
Setelah beberapa hari ujicoba dan tidak ada masalah, maka langkah selanjutnya adalah penanaman.

8 Januari 2014 

kami mulai melakukan penanaman terong medan dan paprika. Kebetulan kami sudah mempersiapkan benih jadi tinggal kami pindah ke akuaponik.


Terong medan, sebenarnya masih terlalu kecil.


Paprika

9 Januari 2014

Kami juga melakukan penanaman terong ungu, dan buncis. Benih kami semai langsung di akuaponik dengan menggunakan kapas, tapi sayang tidak kami foto, baterai kamera pas habis he...

13 Januari 2014

Setiap pagi rasa penasaran selalu hadir, apakah biji yang kami semai langsung pada tanggal 9 Januari 2014 sudah mulai tumbuh. Sayang... sudah 4 hari tak ada tanda-tanda kehidupan yang muncul di sela-sela bebatuan akuaponik. Akhirnya, kami tak pedulikan lagi, karena mungkin sudah tidak mau tumbuh. Pada hari ini, kami mencoba memasukkan biji tomat chery yang kami panen dari akuaponik edisi ke-2. Harapan kami, biji tomat akan tumbuh, karena kebutuhan tomat di keluarga kami termasuk tinggi, selain dikonsumsi, istri memakainya untuk masker he...

21 Januari 2014

Melihat apa yang terjadi pada Akuaponik Ikan Nila (Akuaponik Edisi Ke-2), kerikil di salah satu media tanam kami ganti dengan yang lebih besar (krakal). Kami belum tahu apakah ada perbedaan, nanti setelah besar baru akan terlihat.

Terong medan, cabe paprika dan loncang

Sekian dulu ya...ikuti terus perkembangannya... Jangan lupa ikuti juga perkembangan Akuaponik Ikan Nila (Akuaponik Edisi Ke-2)

29 Januari 2014

Perkembangan tanaman sampai hari ini..




Bak 1, sudah mulai ceria..


Bak 2, cabe paprika semakin besar..


Bak 3, Paling besar .


Bak 4, masih meragukan..

6 Februari 2014

Pertumbuhan tanaman sepertinya menunjukkan perkembangan yang baik, untuk cabe paprika di bak 2 dan bak 3 sudah menunjukkan tanda-tanda akan berbunga. Memang ada sedikit masalah untuk akuaponik ikan koi, kebetulan posisinya persis di bawah ujung atap jemuran, sehingga ketika hujan tanaman terkena air, tapi kemarin (5 Februari 2014) sudah bisa diatasi. "Monggo" yang ingin melihat foto-foto perkembangannya.


Bak 1. Sudah lebih baik dibandingkan 2 minggu yang lalu.



Bak 2. Semakin tinggi dan subur.



Bak 3. Bunga akan segera  muncul.



Bak 4. Mungkin karena umur terong medan yang lama,
maka perkembangannya lambat.


13 Februari 2014

Bak 1. Semakin tinggi terutama tomat cherynya.

Bak 2. Semakin rimbun, ada tambahan tomat chery.

Bak 3. Cabe tidak sendiri lagi, ada buncis dan tomat chery.

Bak 4. Semoga semakin subur terong....


Foto bersama dulu... he...

17 Februari 2014

Tanggal 13 Februari 2014 terjadi letusan Gunung kelud, dan ternyata abu dari G. Kelud sampai di tempat kami. Pukul 05.00 pagi saat kami bangun, terlihat dari jendela, tanaman kami penuh dengan abu, sontak kami langsung lari keluar dan ternyata, pekarangan belakang kami sudah penuh dengan abu. 


Dampak letusan Gunung Kelud


Kolam ikan koi termasuk yang menjadi korban, air sudah keruh berwarna kecoklatan. Rasa panik akan keselamatan ikan luar biasa, waktu itu kami mengira ikan-ikan kami sudah mati, tapi setelah kami cek mereka masih hidup dan berada di dasar kolam. 
Terpaksa kolam kami kuras 100 %, dan mungkin tanaman akuaponik ikan koi akan terkena imbasnya karena sistem harus dimulai dari nol. Semoga tanaman masih mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh subur, terutama tanaman paprika yang sudah mulai berbunga.

21 Februari 2014

Senang rasanya melihat tanaman di akuaponik tumbuh subur. Hari ini kami bagikan perkembangan khusunya tanaman.

Bak 1. Tanaman tomat sudah mulai berbunga.


Bak 2.  Paprika dan tomat sudah berbunga, untuk paprika masih
tanda tanya apakah akan berbuah... harus optimis.


Bak 3. Tertinggi diantara yang lain, semoga buncispun
bisa berbuah.


Bak 4. Terong medan mulai menunjukkan "taringnya".

26 Februari 2014

Jangan bosan melihat perkembangan tanaman akuaponik ikan koi ya... Sudah 1 minggu sejak update sebelumnya, meskipun kolam direstart ulang tapi rupanya pertumbuhan tanaman masih bagus.


Bak 1. Pertumbuhan tomat chery begitu cepat,
dan sekarang mulai berbunga.


Bak 2. Untuk saat ini bak 2 yang paling rimbun, bunga cabe
paprika sudah mekar.


Bak 3. Tomat sudah tidak kuat berdiri tegak, cabe paprika
tumbuh paling tinggi.


Bak 4. Sabar menanti wujud terong medan.


Foto bersama.


5 Maret 2014

Melihat perkembangan tanaman akuaponik rasanya semakin menyenangkan, karena tanaman tumbuh dengan pesat dan sepertinya subur. Akan tetapi, untuk tanaman paprika ada sesuatu yang tidak beres, bunga yang telah mekar, sekitar 2 hari  kemudian tangkainya menguning dan gugur, harapan yang tertunda he....


Terlihat subur.


Dan sekarang lagi mencari permasalahan dan cara mengatasinya, dengan banyak bertanya kepada para pakar tanaman, atau mungkin ada yang bersedia memberi masukan pada kami.


8 Maret 2014

Berusaha mencari informasi, dan itu yang sedang kami lakukan. Ada seorang teman yang memberi informasi mengenai masalah pada tanaman paprika, kemungkinan unsur K yang kurang atau kondisi air kolam yang terlalu asam. Beliau mengatakan kondisi yang baik jika berada tidak jauh dari PH 7 (netral). 
2 hari yang lalu saya mencoba memasukkan puluhan daun ketapang, karena menurut informasi, daun tersebut mampu menurunkan kadar keasaman air. Sehari kemudian tepatnya 7 Maret 2014, air kolam berubah menjadi kecoklatan akibat efek daun ketapang. Masih penasaran dengan PH nya, kemarin sore 7 Maret, kami membeli alat untuk tes PH. Setelah kami tes sesuai petunjuk PH, warna lebih cenderung ke level PH 8.


Bagaimana menurut Anda, apakah PH = 8 ?

Kami masih menunggu apakah ada efeknya. Bagaimanapun ini adalah pengalaman baru bagi kami, tidak ada salahnya kami mencoba karena sebuah pengalaman adalah berharga.

Untuk perkembangan tanaman, buah tomat chery sudah mulai menunjukkan diri, semoga semakin banyak dan besar sehingga kami dapat menikmati hasilnya he...

Semakin terasa menyenangkan.

11 Maret 2014

Setiap pagi saat matahari terbit, mata selalu ingin melihat sesuatu yang berbeda di tanaman akuaponik, perubahan yang lebih baik adalah harapannya. Untuk cabe paprika selalu berbunga namun akhirnya gugur, kenyataan yang tidak diratapi dalam kekecewaan, namun tetap disyukuri dan selalu berusaha mencari solusi. Dan foto untuk hari ini.....


Bak 1. Terong Medan mulai berbunga.

Bak 1. Buah tomat chery yang mulai membesar.

Bak 2. Mulai berbuah juga.

Bak 3. Buahku baru 1 he...

Bak 4. Terong medan juga mulai berbunga.


Foto Bersama.
14 Maret 2014

Tidak sabar ingin berbagi kegembiraan, karena paprika yang dinantikan akhirnya bisa berbuah. Mungkin kerontokan yang terjadi selama ini karena proses penyerbukan yang kurang berhasil. Kami memang mencoba menggoyang-goyangkan pohon paprika dan sempat juga saya "semprot" udara bertekanan dengan menggunakan alat yang biasa digunakan untuk "menyemprot" air ke tanaman, tujuannya supaya terjadi penyerbukan. Mungkinkah karena hal tersebut...?, semoga. Kita akan coba lagi untuk paprika yang lain.


Bak 2. Masih kecil, tapi bagi kami  adalah sebuah hadiah.

Bak 2. Buah paling besar di pohon yang sama.

Bak 2. Pohon yang sama, buah yang berbeda lagi.


18 Maret 2014

Kami update perkembangan tanaman ya... Tapi tidak semua, kami fokuskan pada paprika.


Bak 2. Paprika yang paling besar.

Bak 2. Satunya lagi....

Bak 2. Satunya lagi he...

Bak 4. Terong medan yang mulai mekar.

Bak 1. Tomat chery semakin membesar.


19 Maret 2014

Kemaren hujan deras, akibatnya salah satu tanaman paprika di bak 3 patah, kecewa juga rasanya, tapi semua sudah terjadi. Dari pengalaman itulah sekarang kami pasang kayu untuk penyangga. Dibalik sebuah kejadian pasti ada hikmah yang bisa kita petik. 


Paprika yang patah.


Akhirnya kami pasang penyangga.




24 Maret 2014

Akuaponik ikan koi ada mainan baru yaitu media tempat penanaman dengan menggunakan pralon, sebenarnya akan kami gunakan untuk kolam torn/tangki air yang tidak terpakai, tapi karena kami masih konsentrasi membuat gubuk akuaponik "Wana Wana", akhirnya daripada nganggur akhirnya kami tambahkan pada akuaponik ikan koi.
Untuk paprika pada bak 2 sudah semakin besar dan menggoda, dan untuk pohon yang satunya lagi (bak 2), juga sudah mulai berbuah meskipun masih kecil, senang rasanya he... Keadaan yang berbeda untuk terong medan, sampai saat ini hanya berbunga, buah belum nampak satupun. Kita doakan semoga lekas berbuah he...


Bak 2. Pohon yang lain juga berbuah.

Mainan baru untuk akuaponik ikan koi.

Bak 2. Sudah besar, ingin rasanya segera memetik he...


3 April 2014

Akhirnya.... Tomat chery sudah bisa dipetik/dipanen, itu artinya... bahwa tomat chery bisa ditanam dalam akuaponik semakin jelas terbukti.


Bak 1. Giliran Istri tercinta mengolahnya....

Tapi sayang, di lain sisi ada berita kurang baik, daun tomat chery terserang jamur, daun seperti terbakar. Tapi kami anggap itu adalah sebuah proses, karena kita semakin tahu beragam panyakit, tentu saja kita juga berusaha mengatasi. 


Daun tomat chery terserang jamur.

kepada koi, wader, sapau-sapu dan koki makasih ya... sebagai bonus kalian kami foto ya... hehe...


Merekapun menikmati segarnya air kolam...

Untuk paprika.., masih terus berkembang semakin besar, dan karena baru pertama kali menanam, kami tidak tahu kapan kami bisa memanen... he...

Mulai menjadi pesaing paprika di pohon yang lain..


Uang Lima Ratus perak hanya sebagai pembanding...


8 April 2014

Hari ini kami kehilangan ikan koki kami tercinta Si Gentong.. Si Gentong adalah salah satu penghuni ikan kolam koi yang paling lama. Sejak kami menyelesaikan pembuatan kolam pada pertengahan tahun 2011, Si Gentong-lah yang justru paling kuat, mulai dari ujicoba kolam, serangan kutu air, Si Gentong bisa bertahan, sedangkan lebih dari 10 koi tidak bisa bertahan..
Selamat Jalan Gentong, terimakasih telah membuat hari-hari kami benar-benar terhibur oleh tingkah lucumumu......

Gentong.. Setiap oarang yang melihatmu langsung jatuh cinta he...



10 April 2014

Kemarin siang saat libur kerja karena adanya pemilu, istri berniat memasak, setelah mencari dan mencari di kebun, tidak ketemu juga yang dicari...ternyata sayuran sudah habis. Terlalu fokus dalam membuat "Gubuk" Akuaponik, sampai kami lupa bahwa persediaan sayuran di kebun sudah habis. Akhirnya istri meminta untuk memetik satu buah cabe paprika, untuk disayur oseng-oseng, dicampur dengan "janggle", jagung yang masih sangat muda. 
Kami sebernarnya tidak tahu kapan boleh dipetik, tapi setelah disayur.. hmm enak juga... krenyes.. krenyes.. rasanya seperti makan sayur di acara resepsi pernikahan... he..he..he...


Paprika perdana dioseng-oseng...


17 April 2014

Setelah begitu lama menanti.. akhirnya paprika menunjukkan perubahan warna sebagai pertanda bahwa dia sudah mulai menua. Melihat perubahannya terasa begitu spesial, karena baru pertama kali ini menyaksikan. Setiap hari kami selalu mencoba mengamati perubahan warnanya, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau kemerahan, hingga muncul warna merah yang cantik. Kami juga baru tahu, bahwa paprika yang kami tanam adalah paprika merah, karena waktu itu, kami membeli juga yang warna kuning he....


Pohon berbeda, kami belum tau akan berubah jadi warna apa..?

Bagaimana.. cantik bukan.. he....

Tapi dibalik keberhasilan ini, kami khawatir dengan hama yang mulai merajalela. Musim hujan memang penuh hama, tapi tak apalah, pada saatnya nanti kami harus memiliki ramuan khusus, tapi organik, untuk mengurangi hama. Yang terpenting saat ini adalah pembuktian, bahwa paprika bisa ditanam di akuaponik. 

Untuk tomat chery tidak lagi kami update, karena memang sudah ok... dan sudah terbukti cocok di akuaponik. Berbeda dengan terong medan, sampai saat ini belum berbuah juga, tanda-tanda kegagalan untuk kali ini.


21 April 2014


Hari minggu 20 April 2014, ada perayaan di keluaga, kamipun membuat pizza, tapi sayang istri hanya membeli 1 paprika, yah.. dengan berat hati kami harus memetik 1 paprika ujicoba di akuaponik ikan koi, tapi tak apalah, demi keluarga harus nomor satu he....



Mereka berdua mulai memerah dan harus berpisah...

Cantik juga meski belum 100% merah...


Penampakan dalam, sama dengan paprika bisanya..


Tinggal santap deh..., istri emang TOP BGT...


4 Mei 2014

Akhirnya 2 Mei 2014, 3 paprika yang tersisa kami petik semua, 2 paprika sudah tua, satu lagi perkembangannya kurang maksimal.

Mereka dari pohon berbeda,
tapi masih dalam satu ember (media tanam)

Ukuran lebih besar, dalam 1 pohon hanya ada 2 buah.

Ukuran lebih kecil, dalam 1 pohon ada 4 buah.

Memang paprika bisa tumbuh dengan baik, bahkan bisa berbuah, dan itu adalah sebuah keberhasilan bagi kami dalam melakukan ujicoba perdana. Akan tetapi, seiring perkembangan, satu persatu tanaman banyak terserang hama/penyakit, baik tomat maupun paprika, meskipun mereka masih tetap tumbuh dan berbuah.
Setiap hari kami selalu mengamati mulai dari tanaman hingga media tanam, seiring dengan semakin buruknya kondisi tanaman, hal tersebut ternyata sebanding dengan banyaknya lumut yang muncul dipermukaan media tanam. Kehadiran lumut memang sangat tidak diharapkan, karena kehadirannya lebih banyak merugikan.

Kehadiran lumut yang merugikan.


Akibat kehadiran lumut, air tidak bisa mengalir lancar, selain itu, nutrisi yang seharusnya untuk tanaman utama menjadi berkurang karena terserap oleh lumut. Akibat kurangnya pasokan nutrisi, tanaman menjadi lebih mudah terserang penyakit, mungkin kondisinya sama dengan kita saat kekurangan gizi, maka kita akan mudah terserang berbagai penyakit. Tentu pengalaman ini sangat berguna, terutama untuk melakukan perbaikan guna mencegah kehadiran lumut pada media tanam.

Dari cara kami mengalirkan air ke media tanam, ternyata ada kekurangannya, terutama untuk media tanam yang tidak terlalu luas, dan kekurangan itu antara lain,
1. Permukaan akan selalu basah, sehingga membuat lumut dapat tumbuh, akibatnya permukaan dipenuhi lumut, air tidak bisa mengalir dengan lancar, dan nutrisi berkurang terserap lumut.
2. Permukaan selalu basah/lembab sehingga menjadi tempat bersarangnya bakteri dan jamur, dan akibatnya tanamanpun menjadi sasaran.
3. Akar merusaha mencari sumber air, karena cara kami mengalirkan langsung di atas permukaan media, sehingga akar banyak berkembang di permukaan, akibatnya aliran air terhambat dan terjadi banyak genangan di permukaan.


Untuk penanaman selanjutnya, kami tidak akan mengalirkan air begitu saja, ada sedikit modifikasi dengan memasukkan pipa lebih ke dalam, sehingga permukaan tetap kering. Semoga modifikasi ini akan membawa perubahan yang lebih baik.


Supaya lebih bermanfaat, data akan kami lengkapi.
1. Luas kolam (P x L x T) = 1,9 x 1,3 x 0,6 m3 =  1, 482 m3  (beton)
2. Luas filter (P x L x T) = 1,7 x 0,45 x 0,6 m3 =  0, 459 m3  (Filter vegetasi dari beton )
3. Ukuran pompa = 3400 liter/jam.
4. Media tempat menanam menggunakan ember bekas cat ukuran 25 kg sebanyak 4 buah.
5. Ukuran bell siphon ¾ “ (untuk bagian pasang) 
6. Media tanam batu split
7. Jumlah ikan
            a. Ikan koi = 9 ekor berat  lebih dari 3 kg/ekor
            b. Ikan sapu sapu = 2 ekor berat lebih dari 1 kg/ekor
            c. Ikan koki = 1 ekor

            d. Ikan wader (bintik 2, pari, pedang ) = lebih dari 50 ekor.
8. Ketinggian media tanam sekitar 1 - 1,5 m dari pompa air

Keterangan pada pompa air yang kami gunakan.

Untuk tanaman terong medan, tanaman tumbuh dengan baik tapi tidak bisa berbuah, tentu ada maslah dengan nutrisi tertentu.

Pengalaman kami ini semoga bermanfaat.