Tuesday 18 March 2014

Gubuk Aquaponik "Wana Wana"

Pengalaman yang telah kami dapatkan dari akuaponik mini, akuaponik ikan nila dan akuaponik ikan koi, membuat kami semakin yakin bahwa akuaponik bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Tidak hanya sayuran, ikan untuk lauk pun bisa dihasilkan dari akuaponik.
Memang proses pemikiran untuk membuat sebuah "Gubuk Akuaponik" tidak gampang, banyak sekali pertimbangan. Menanam dengan media tanah yang kami lakukan selama ini telah memberikan manfaat  yang luar biasa, tidak hanya berupa sayuran, tapi ilmu yang sangat bermanfaat, dan itulah salah satu alasan mengapa kami harus benar-benar yakin dengan apa yang akan kami lakukan.
Saat mencoba akuaponik mini, kami belajar banyak tentang bell siphon, dan tentu saja kami juga bisa menikmati sayuran sebagai hasilnya meskipun mini he.... Tapi apa yang telah didapat dari akuaponik mini belum cukup, bahkan kami sempat  tidak yakin bahwa akuaponik bisa diandalkan, dan akhirnya harus ditinggalkan.
Akuaponik ikan nila, awalnya hanyalah sebuah kebetulan ketika kami mengalami banyak masalah saat memelihara ikan nila. Berbekal dari pengalaman akuaponik mini, kami mencoba kambali dan menerapkannya pada kolam ikan nila. Sawi, kangkung dan tomat ceri yang pada akhirnya bisa dinikmati, disamping itu, ikan nila yang semakin sehat, membuat pikiran kami berubah. Pengalaman akuaponik ikan nila semakin meyakinkan bahwa akuaponik bisa diandalkan.
Memanfaatkan limbah kolam koi menjadi lebih bermanfaat adalah tujuan awal, tapi kami harus membuat sesuatu yang berbeda supaya banyak pengalaman yang bisa didapatkan. Menggunakan bentuk dan ukuran media tanam yang berbeda pada akuaponik ikan koi, diharapkan ada sebuah perbedaan. Dan meskipun akuaponik ikan koi belum memberikan hasil yang nyata, tapi perkembangan tanaman dari waktu ke waktu yang semakin baik, memberikan sebuah keyakinan bahwa akuaponik benar-benar bisa diandalkan.

Akhirnya...

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan dengan persetujuan Istri tercinta akhirnya keputusan diambil, bahwa kami akan membuat "Gubuk Akuaponik" yang kami beri nama "Wana Wana".
Selain hasil yang tentu saja dapat dinikmati, kami juga berharap akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak, sehingga pengalaman tersebut dapat kami bagikan melalui blog kami ini.


Gubuk Akuaponik kami bangun di lahan seluas 3,5 x 3 m2, meskipun hanya seluas kamar tidur, kami ingin tetap bisa mengasilkan lebih. 
Untuk kolam, menggunakan kotak fiber dan box ibc. Media tanam juga kami gunakan dari box ibc, dan pipa pvc 5". 
Untuk box ibc, meskipun agak susah mencarinya, akhirnya kami mendapatkan juga, harga yang kami dapatkan (15 Maret 2014),

Box ibc (1000 liter) =  2 x Rp 900.000,-

Tong/gentong (125 liter) =  2 x Rp 130.000,-
Ongkos kirim  Rp 90.000,-

Box IBC yang kuinginkan akhirnya dapet juga.

Proses Pembangunan..
Tanggal 16 Maret 2014, kami melakukan pembongkaran di lokasi untuk pembuatan gubuk, dan sampai saat ini kami masih melakukan pemasangan conblock.



Calon Gubuk Akuaponik dalam proses conblock.

21 Maret 2014

Bagi orang awam seperti kami yang tidak punya keahlian khusus dalam hal pertukangan, benar-benar bisa merasakan betapa susahnya memasang conblock he...
Meskipun kami kerjakan sendiri, kami tidak ingin asal-asalan, petunjuk dari sumber yang benar tetap kami gunakan. Pada tanggal 19 Maret pemasangan sudah begitu banyak, mungkin hampir 1/4 luas total, tapi ternyata terjadi kemiringan yang tak terduga, terpaksa dibongkar dan mulai lagi dengan lebih hati-hati.
Memang tidak mudah, tapi kami yakin bahwa kamipun bisa. Memang semua harus melalui proses, termasuk kegagalan untuk menjadi lebih baik.


27 Maret 2014


Lega sudah selesai.

Akhirnya proses pemasangan conblock selesai juga, lega rasanya. Proses selanjutnya akan segera dimulai, tapi sebelum memulai, pekarangan harus dibersihkan, bekerja dengan kondisi kotor membuat tidak nyaman. 


5 April 2014

Setiap hari sepulang kerja, masih ada waktu tersisa sekitar 2 jam sebelum matahari terbenam, waktu yang "sempit" tapi harus dimanfaatkan. Proses pengecoran untuk dudukan tiang penyangga dicicil sepulang kerja dan akhirnya selesai juga.
Karena memang bukan seorang ahli bangunan, semua rencana hanya ada di benak, dan apa yang akan dilakukan selalu perlu waktu lama untuk berfikir. Dan untuk hari ini kebetulan libur kerja, kami berhasil memasang 2 tiang penyangga, kami akui betapa proses itu susah sekali, maklum tangan hanya 2 he...


Ni lagi bergaya menggunakan waterpass he...

Proses cor belum selesai hujan datang...

Demi keamanan, sarung tangan wajib dipakai he..


13 April 2014

Pembuatan gubuk sudah sampai tahap bagian atap dan memang benar-benar sulit, pemikiran benar-benar diperlukan. Masih beruntung ada saudara yang sering datang membantu, sehingga beban pekerjaan menjadi lebih ringan. Terkadang bekerja secara bersama jauh lebih menguntungkan dan mengasyikkan, selain tenaga dan proses pemikiran menjadi lebih ringan, yang paling terasa adalah koreksi terhadap pekerjaan yang akan dilakukan, bekerja bersama benar-benar mengurangi kesalahan-kesalahan yang terkadang tidak terduga.


Pedro Soares Pinto,
kehadirannya selalu disaat yang tepat he...

27 April 2014

Lelah dan lelah itulah yang terasa di badan ini, setelah seharian kemarin mengerjakan gubuk akuaponik. Bukan karena beratnya beban yang harus dikerjakan, tapi karena kami harus merubah atap yang sudah terpasang, sehingga pikiran yang dikerahkan seolah menjadi berlipat lipat. Mungkin, jika banyak bahan tersedia, hal tersebut sedikit lebih mudah, akan tetapi jika bahan sangat terbatas, kami benar-benar dituntut harus lebih kretif mensiasatinya.


Extra lelah... 

Desain sebelumnya, kemiringan atap kurang, sehingga setelah kami coba dengan mengguyurkan air, aliran air kurang lancar. Dengan atap plastik, jika tidak benar-benar terpasang dengan baik, saat hujan pasti akan terjadi banyak masalah. Untuk menghindari hal tersebut dikemudian hari, lebih baik kami bersusah payah saat ini dengan membongkar ulang atap dan menambah kemiringan supaya air mengalir benar-benar lancar.

Setelah bekerja dari sekitar jam 08.00 pagi dan berakhir jam 18.30 malam, pagi ini terasa sangat lelah, tapi bagaimanapun hasilnya jauh lebih menyenangkan. Memang terkadang semua tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, tapi demi hal yang lebih baik, semua harus dilakukan.

9 Mei 2014

Setelah "bergerilya" setiap sore sepulang kerja, akhirnya atap gubuk selesai juga meskipun belum 100%, tapi gubuk sudah bisa digunakan. Senang rasanya bisa selesai, dan lebih senang lagi, saat hujan datang air bisa mengalir lancar tanpa hambatan.


Air bisa mengalir lancar, pertanda bagus.. he...

Setelah bisa ditempati, akhirnya sebagian besar kegiatan persiapan akuaponik kami lakukan di gubuk, dan sekarang, hujan tidak menjadi masalah, pekerjaan tetap bisa jalan terus. 
Box IBC kami gunakan untuk memelihara ikan dan sebagian untuk media tempat penanaman, jadi kami harus melakukan pemotongan. Pemotongan baik besi maupun box plastik kami lakukan dengan menggunakan gergaji besi, karena keterbatasan alat. Meskipun hanya menggunakan gergaji besi, semua dapat berjalan dengan baik. 
Jujur, ketika melihat banyaknya besi yang harus kami potong, rasanya tidak mungkin melakukan dengan gergaji besi manual. Pertama kali mencoba, waktu itu kondisi badan begitu lelah, jadi benar-benar terasa sangat susah. Menyerah itulah akhirnya, dan kami mencoba mencari pinjaman gergaji yang menggunakan mesin. Setelah bebarapa hari tidak menemukan pinjaman gergaji mesin, entah kenapa saat pulang kerja pikiran tiba-tiba berubah, kami mencoba lagi dengan menggunakan gergaji besi manual... dan ternyata tidak kurang dari 1 menit 1 besi terpotong.. mudah... itulah yang terjadi. Akhirnya dengan gergaji besi manual, semua besi dapat kami potong, tentu harus dengan hati hati, karena besi hasil potongan sangat tajam. 


Bagian atas untuk media tanam, bagian bawah untuk kolam ikan.


Harus dicuci dulu...
Perlahan tapi pasti semua proses harus dilewati dengan penuh semangat. Sebuah mimpi kecil "membangun akuaponik" untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga harus selalu dipegang supaya semangat selalu membara....

12 Mei 2014

Hari Minggu kemarin, akhirnya bisa memulai pengecatan, beruntung ada bantuan datang, makasih banyak Mas Pedro Soares Pinto. Pekerjaan jadi lebih cepat, yang mungkin selesai hanya 50 % bisa jadi 80% he... Bak untuk ikan, media tanam dan rangka besi kami cat semua, agar lebih awet, selain itu untuk menghindari cahaya matahari yang bisa menimbulkan lumut berlebihan.



2 Juni 2014

Akhirnya sampai juga tahap pemasangan pipa, istilah lain mungkin  "pipanisasi" he... Memang agak sedikit susah tapi bisa teratasi. Setelah dilakukan pengetesan, memang ada kebocoran, tapi tidak apa-apa, karena tahap awal kami mencoba apakah sistem bisa berjalan dengan baik. 



Selesai juga pemipaan..


Sistem berjalan lancar...

12 Juni 2014

Sistem selesai, bukan berarti semua berjalan lancar, media tanam masih menjadi kendala, kami harus mencari media yang tepat. Selama ini banyak mengandalkan batu split, dan kami rasa itu tidak mungkin lagi, karena beban yang harus ditanggung oleh kolam IBC akan sangat berat. 
Setelah berfikir panjang, akhirnya kami mencoba menerapkan media berlapis. Untuk media tanam pada box 2 (sebelah kanan), lapisan bawah diisi batu split ( kurang lebih 5 cm), kemudian dalam menanam kami menggunakan pot, dengan diisi arang kayu dan pecahan genting untuk lapisan bawah dan lapisan atas diisi campuran tanah dan  pupuk kandang. 
Dalam hal ini, kami tetap menerapkan sistem pasang surut, dikombinasikan dengan sistem sumbu atau wick system. Air pasang maksimal kami desain supaya tidak menyentuh tanah, jadi tanah bisa tetap basah karena adanya daya kapilaritas air dari arang dan pecahan genting. 
Setelah kami coba jalankan beberapa hari, air tetap bening, tidak berubah menjadi kecoklatan akibat adanya tanah dan pupuk kandang. 


Masih mencoba...


Mencoba ditanami sawi...

Dua hari yang lalu kedua kolam coba kami isi dengan 2 jenis ikan, kolam 1 diisi ikan grass kap, dan kolam 2 diisi ikan nila. Semoga semua berjalan lancar... amin...


20 Juni 2014

Membeli benih ikan ditempat yang tidak jelas kualitasnya memang akan mendatangkan kekecewaan, seperti yang kami alami. Beberapa hari banyak ikan kami yang terserang penyakit, dan akhirnya mati. Memang sejak kami membeli, kami sudah menduga bahwa kualitas ikan kurang baik, karena air di tempat penjualan sangat jauh dari kata bersih, tapi apa boleh buat. Kami hanya membutuhkan tidak lebih dari 200 ekor ikan grass kap dan ikan nila, padahal untuk membeli ditempat yang memang memiliki kualitas, sebagian besar mengharuskan membeli minimal 1000 ekor.

Kecewa memang, tapi kami tidak lantas menyerah, meskipun setiap hari ada saja ikan yang mati... iklas tetapi terus berusaha... he...
Dalam usaha memulihkan kondisi ikan yang terserang penyakit, kami mencari daun ketapang, dan itu tidak mudah, tapi kami beruntung, setiap hari mencari akhirnya mendapatkan banyak. Kami hanya percaya semoga ikan lekas sembuh. Dilihat dari perkembangan memang ikan terlihat lebih aktif, semoga saja  sehat semua.. amin...

Dalam akuaponik IBC, maksudnya akuaponik menggunakan box IBC, sebenarnya box 1 yang berisi ikan grass kap dan box 2 yang berisi ikan nila, terhubung dalam 1 filter, dalam artian 2 tong sebagai filter digunakan secara bersama-sama. Akan tetapi, akibat adanya penyakit yang dibawa oleh ikan grass kap sementara kami pisahkan, karena beberapa ikan nila juga terjangkit penyakit dengan ciri-ciri yang yang sama dengan ikan grass kap. 





Filter...

Kami menggunakan 2 tong besar untuk filter, tong pertama untuk pengendapan dengan menerapkan sistem swirl (lingkar), dan tong kedua berisi air yang lebih bersih (dari tong pertama) dan pompa. Pompa digunakan untuk menyedot air dari tong kedua ke media tanam.


2 tong untuk filter


Tong 1 untuk pengendapan.


Pemipaan...

Dalam hal pemipaan, khususnya untuk penyedotan kotoran dari kolam/bak ikan, kami menggunakan sistem SLO (Solid Lift Overflow), sistem ini dipakai berkat masukan dari teman-teman di  forum KASKUS tepatnya di thread  ALL about AQUAPHONIC, hikmah dari kita saling sharing pengalaman he...


Menerapkan sistem SLO.


Media Tanam...

Untuk media tanam, bak pertama (box IBC 1) kami isi dengan dua lapisan, lapisan bawah berupa arang dan lapisan atas berupa pecahan batubata dan genting. Kami sengaja menggunakan media arang pada bagian bawah untuk mengurangi beratnya beban. 
Untuk bak kedua (box IBC 2), kami sengaja mencoba menerapkan cara yang berbeda. Kami menggunakan pot yang kami isi tanah/kompos pada lapisan atas, pecahan batubata dan arang untuk lapisan bawah. Kami berharap ada banyak hal yang bisa didapatkan dari kedua media tanam (bak 1 dan bak 2)  tersebut.


Bak 1...


Bak 2.


29 Juni 2014

Perkembangan tanaman di bak 2 ternyata semakin menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan adalah hampir semua daun berwarna hijau, yang menandakan tidak kekurangan unsur hara. 


Bak 2 yang semakin menyenangkan...

Untuk bak 1, Perkembangan belum terlihat dan khusus untuk bak 1, kami sengaja menanam bebagai macam sayuran. 


Bak 1, semoga subur...


Dan untuk kolam fiber, masih dalam proses pengerjaan, meskipun kolamnya sudah kami isi dengan ikan grass kap he... Sebenarnya ikan grass kap pindahan dari box IBC 1, sekarang box IBC 1 kami isi ikan yang sakit, maksud kami untuk karantina, siapa tahu nanti bisa sembuh.


Akuaponik untuk kolam fiber masih dalam Proses.


Ikan Grass Kap di kolam fiber, masih malu-malu... hehe...


4 Juli 2014

Urusan ikan....
Ikan nila dan grasskap banyak mengalami penyakit, untuk nila kami lakukan seleksi, yang sakit kita pisahkan dan satu persatu kita bersihkan dengan menggunakan air garam. Memerlukan proses yang lama untuk memebersihkannya, bahkan sampai malam baru selesai dibantu Istri tercinta, karena pekerjaan ini juga ide dari istri he... Tapi setelah satu minggu berjalan rupanya ikan nila terlihat sehat. 
Untuk ikan grasskap masih sama banyak yang sakit, sampai saat ini masih saja ada yang mati, kami maklumi, karena sejak kami membeli memang sudah banyak yang sakit, yang penting kami berusaha maksimal.  

Urusan tanaman....
Rupanya untuk bak 2 hasilnya semakin menggembirakan, hal tersebut membuat kami berubah pikiran, kami berencana akan menjadikan bak 1 seperti bak 2 hehe... 


Bak 2. Semakin menyenangkan bukan..? hehe...

6 Juli 2014

Akuaponik Kolam Fiber

Kemarin, 5 Juli 2014, seharian menyelesaikan akuaponik untuk kolam fiber, sempat terjadi kesalahan, sehingga sistem tidak berjalan he.. Dan setelah seharian potong sana potong sini, pasang sana pasang sini, bongkar sana bongkar sini, akhirnya selesai juga dan yang lebih menyenangkan sistem bisa berjalan lancar, bell siphon bekerja dengan baik. Hari-hari berikutnya tinggal mengisi media tanam, dan rencana akan mengikuti apa yang kami lakukan pada akuaponik box IBC bak 2, dengan lapisan atas menggunakan tanah/pupuk kandang. Semoga gubuk akuaponik semakin terlihat hijau oleh sayuran... amin..


Akhirnya kelar juga..


12 Juli 2014

Hari ini terasa menyenangkan, karena kami sudah bisa memetik hasil dari apa yang kami kerjakan. Kami rasa, caisin/sawi yang kami tanam di box IBC 2, sudah waktunya untuk dipanen, umur memang belum genap 2 bulan tapi dari fisiknya sudah sangat pantas untuk dinikmati he...


Sangat menggiurkan.. he...

Dari pengamatan fisik tumbuhan dan melihat kondisi lingkungan, kami mencoba memberikan analisa.. ciee... 
Untuk pertumbuhan, yang alasnya batubata maupun arang ternyata keduanya sama-sama bagus, tanaman tumbuh sehat dan hijau tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi. Memang ada yang kurang, jika melihat fisiknya secara lebih detail, warna daun tidak hijau gelap, adapun alasannya menurut kami, posisi box IBC 2 terhalang tembok dan pepohonan (pisang) milik tetangga, akibatnya sinar pagi terhalang, hal tersebut membuat tanaman kekurang cahaya dan cenderung akan tumbuh lebih tinggi. Selain itu, meskipun musim kemarau, tapi pada kenyataannya hampir setiap hari selalu mendung dan sering terjadi hujan deras, hal tersebut tentu mengurangi intensitas cahaya yang sangat diperlukan oleh tanaman. Akan tetapi, secara keseluruhan munurut kami hasilnya memang memuaskan, dan dari hasil itulah, kami akan mempertahankan metode yang kami lakukan di box IBC 2 untuk akuaponik yang lain.

Kebetulan untuk akuaponik kolam fiber juga sudah masuk ke tahap penanaman, dan untuk jenis tanaman, kami sengaja menanam berbagai macam jenis, ada cabai, bawang merah, slada.. Semoga hasilnya sesuai dengan harapan kami... amin...


Akuaponik kolam fiber.


20 Juli 2014

Rasanya ada yang janggal dengan foto kami di bawah ini, sawi yang ada di sebelah kanan jauh lebih tinggi dan kokoh dibandingkan yang sebelah kiri. Selama pertumbuhan, kami memang selalu mengamati, dan memang ada sedikit perbedaan, tapi kami anggap tidak terlalu berarti. Akan tetapi, setelah melihat foto tersebut kami baru sadar bahwa perbedaan itu benar-benar terlihat jelas. Berawal dari foto tersebut, kami kemudian mengamati lebih teliti lagi, dan memang sawi sebelah kanan jauh lebih tinggi dan itu terjadi secara merata. Kami tidak bisa memberi kesimpulan, karena mungkin saja hanya sebuah kebetulan.
Mungkin kembali kami bagikan, bahwa media tanam bagian kanan dan kiri memang sengaja dibuat berbeda. Untuk sebelah kanan, pot bagian bawah kami isi dengan arang kayu, sedangkan bagian kiri kami isi dengan pecahan batubata.


Perbedaan sawi sebelah kanan dan kiri terlihat jelas.

Box IBC 1...

Sawi di box ibc 2 sudah mulai dipanen, dan sebagian kami bagi ke tetangga, karena berbagi itu indah he... Untuk box ibc 1, justru sebaliknya, tanaman baru mulai tumbuh. Tanaman di box ibc 1 kami isi berbagai macam sayuran, ada kangkung, seledri, loncang, brokoli, kenikir, pare dan genjer yang kami ambil dari sawah saat kami jalan-jalan pagi. Memang untuk box ibc 1 pertumbuhannya lama, hal tersebut karena jenis tanamannya.



box ibc 1, masih gersang...


Kolam Fiber...

Untuk akuaponik kolam fiber, tanaman sudah mulai terlihat pertumbuhannya terutama bawang merah dan cabe yang kami semai dari umbi dan biji. Sejauh ini terlihat sehat, hanya ada kendala sedikit yaitu cahaya yang masih kurang. Saat ini matahari ada di sebelah utara katulistiwa, jadi untuk akuaponik kolam fiber cahaya terhalang pohon mangga.  
O iya, di sebelah kanan media tanam jerigen (box putih) ada penghuni yang pindah dari akuaponik ikan koi, tadi siang baru selesai pemipaan, semoga segera dapat dimanfaatkan.



Mulai menggeliat... Sebelah kanan ada penghuni baru he...


Untuk pralon, tanaman slada sudah mulai tumbuh, semoga semua tumbuh subur. Sejauh ini ada sedikit kendala, tanah terlalu basah karena lapisan arang bagian bawah terlalu tipis, beberapa harus diganti dengan menambahkan arang lebih banyak.



Slada yang mulai tumbuh.

4 Agustus 2014

Untuk menghindari tulisan yang terlalu panjang, tulisan akan kami lanjutkan di judul berikutya dan untuk menutupnya akan saya tampilkan foto secara keseluruhan he...







Terimakasih....


94 comments:

  1. Semangat terus Pak.... selalu setia menunggu postingan berikutnya..(walaupun belum mencoba..tp suatu saat pengen..tp yg mini aja ....) Top Markotop deh ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih motivasinya... terimakasih juga setia menunggu...he...
      proses terus berjalan dalam semangat yang tinggi, ditambah motivasi Mbak Sujarwanti pasti semakin tinggi...
      semoga suatu saat bisa terwujud akuaponik mininya Mbak..
      Terimakasih Mbak Sujarwati Akbar..

      Delete
    2. Tempatnya daerah mana mas?
      Pengen berkunjung sambil belajar..
      Bolehkah?

      Delete
    3. Selamat Malam..
      Saya tinggal tepatnya di dusun Tegalasem, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman...
      Tentu boleh donk kita terbuka, hanya saja saat ini kondisi masih porak poranda karena dalam proses pembuatan Gubuk akuaponik he...
      Kalok berkenan, Monggo silahkan...
      Terimakasih...

      Delete
    4. dimana saya bisa beli boc IBC yang bekas? terima kasih informasinya

      Delete
    5. Trimakasih sebelumnya...
      Kalo daerah jogja bisa di jalan Wonosari (Sekarsuli) di sana banyak jual tong2 bekas dll.. untuk box ibc mungkin perlu indens seperti saya dulu.

      Trimakasih.

      Delete
  2. Terimakasih hehe :D
    Kalau ada umur & kesempatan nanti berkunjung kesana...
    Saya suka dgn ilmu2 yg mas bagi,,
    semangat trus buat mencoba sesuatu yg baru mas...
    ^.^

    ReplyDelete
  3. Terimakasih...
    Kita dengan senang hati menerima kedatangannya....
    Semoga ada kesempatan untuk berkunjung he he....
    Terimakasih juga telah berkenan berkunjung ke blog kami, bagaimanapun kunjungan Mas/Mbak Twiggy membuat kami tambah bersemangat...
    Terimakasih Mas/Mbak Twiggy...

    ReplyDelete
  4. Mas Nanang sungguh kreatif, sistemnya cantik dan tanamannya subur-subur. Gak coba dikomersialkan mas ? Saya juga coba tanam markisa di aquaponik. Saya tanamnya dari biji. Markisa jumbo berapa lama bisa berbuah ? Oh ya, terima kasih untuk do'anya, tanaman pepaya saya mulai berbuah, semoga bisa sampai dipanen. Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih pujiannya Om Jan, semakin termotivasi he....
      Belum Om.. sekarang semua hasil panen masih dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga, sekalian belajar. Saya pengennya dengan pekarangan yang ada bisa memaksimalkan hasil. Doain Om, kelak bisa dikomersialkan...
      Markisa jumbo umur pastinya kurang tahu Om, tapi kurang dari 1 tahun sudah berbuah.
      Wah pepaya sudah berbuah... kabar gembira Om... nanti tak berkunjung dan bertanya lebih detail. Salam...

      Delete
    2. Terima kasih mas Nanang.

      Delete
  5. Makasih blognya Mas. Sangat bermanfaat.
    Boleh tau Box IBC dapat dari mana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mas..
      Karena saya tingga di jogja, belinya di Jalan Wonosari, depan pom bensin, nama daerahnya Karsuli kalo saya tidak slah. Berbagai tong bekas dll, banyak di situ.
      Terimakasih.

      Delete
  6. Apa kabar mas Nanang ? Apa unit IBC nya sdh selesai untuk akuaponik ? Saya do'akan agar hasilnya sempurna. Rencananya mau tanam apa , dan pelihara ikan apa ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kabar baik Om.. Belum selesai, masih proses pengecatan, mungkin minggu ini selesai untuk cat.
      Aminn Om..makasih doanya...
      Tanam sayuran kebutuhan harian Om, sawi, slada, loncang, cabe, bayam, kangkung, paprika dll...
      Untuk ikan rencana ikan konsumsi, nila, lele, tapi masih mencari info tentang ikan Om...
      Gimana kabar pepaya Om...?

      Delete
    2. Berarti minggu depan sudah bisa dimulai siklus N-nya. Wah banyak ya jenis sayurannya, sungguh bahagia kalau sudah panen, pasti enak dan sehat. Pepaya kabarnya baik, buahnya semakin membesar, sekarang seukuran jempol. Saat ini saya juga sedang membangun unit aquaponik baru yang mengintegrasikan antara tanaman sayuran dan tanaman buah, kemungkinan minggu depan bisa mulai oprasional. Salam.

      Delete
    3. Kemungkinan belum Om.. masih banyak persiapan yang harus dilakukan he..
      Amin Om... harapannya begitu, bisa memetik sayuran sendiri setiap hari he..
      Wah perlu ditunggu ini kreasinya Om Jan, kemarin saya berkunjung tapi foto pepaya belum ada hehe.. penasaran....
      Salam Om...

      Delete
  7. Saya sangat tertarik dg aquaponik, msh coba2 pakai talang plastik sistem vertiminaponik punya bppt tp saya pakai kerikil bukan zeolit msh nunggu hasilnya, saya pakai kolam terpal ukuran 4x4 saya isi ikan nila, kira2 adakah masukan sistim yg bagus untuk daerah yg sering pemadaman listrik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mas..
      Kebetulan ada yang pernah memberikan link fertiminaponik jadi saya pernah melihat videonya.
      Karena fertiminaponik menggunakan media tanah untuk bagian atas, saya rasa saat terjadi pemadaman listrik tidak akan menjadi persoalan, karena saat pemadaman terjadi tanah akan masih tetap dalam kondisi basah, jadi masih aman untuk tanaman. Mungkin kalo tidak ada zeolit, menggunakan batubata akan lebih baik daripada kerikil, karena daya serap air lebih tinggi. Jadi menurut saya justru fertiminaponik sangat cocok untuk daerah yang sering terjadi pemadaman listrik.
      Selama ini apakah ada kendala dengan vertiminaponik saat terjadi pemadaman listrik Mas..?


      Delete
    2. sementara ini saya coba akali dg menempatkan lobang drainase sekitar 5 cm dari dasar jd walaupun mati lampu masih ada stok air di dasar talang, yg satunya saya coba jg nft dg drainase jg sekitar 5 cm dari dasar paralon, saya pakai sambungan L di drainnya untuk menyetel ketinggian air, sdh beberapa hari kena mati lampu seharian alhamdulillah tanaman masih sehat, mungkin mas nanang ada saran lain yg lebih bagus soalnya ini masih pertama kalinya bagi saya

      Delete
    3. Wah itu malah sudah bagus Mas, bisa mengatasi kondisi lampu mati. Jika mati lampu sampai seharian dan sering, mengandalkan akuaponik justru kurang cocok jauh lebih cocok dengan fertiminaponik Mas.
      Sayang saya tidak bisa melihat fotonya he...kalo ada foto bisa minta Mas hehe... kalo boleh...

      Delete
  8. ada saya upload di grup fb aquaponic for live indonesia, saya sdh balik lg ketempat kerja saya di jordan, 3 bln lg baru balik lg ke indo sambil melihat hasil ketahanan tanaman dan ikannya, maklum habis bikin langsung saya tinggal kerja lg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mas...
      Ternyata apa yang saya lihat di foto berbeda dengan yang saya bayangkan he....
      Berarti yang mas bikin sebagian besar medianya batu ya Mas....
      Menurut saya, dengan media batu tentu daya serap air kurang baik, untuk mengakali tentu kita menggunakan batu yang ukuran kecil (kerikil), jadi saat listrik mati lama, karena celah antar batu yang lebih rapat dibandingkan batu yang lebih besar, tentu akan mengurangi penguapan air sehingga kondisi tetap basah.
      dan yang terpenting saat mati lampu masih tersisa air di dasar talang beberpa cm Mas.

      Bayangan saya dari apa yang saya liat di video waktu itu, vertiminaponik tetap menggunakan tanah/kompos dilapisan paling atas, kemudian zeolit ukuran kecil dimasukkan kassa lembut sepanjang talang untuk menahan pecahan zeolit dan tanah, dan lapisan bawah diluar kassa dikasih batu zeolit ukuran besar, dan air dialirkan hanya beberapa cm dari dasar talang, dengan cara itu lapisan atas akan ikut basah karena daya serap dari batu zeolit, jadi saat listrik matik tidak akan ada masalah. Jadi lebih mirip bedengan sayuran di sawah. Itu yang akan saya coba terapkan nanti Mas.. he..
      Wah lama banget Mas... semoga pulang dari Jordan tinggal memanen Mas...
      Terimakasih.

      Delete
    2. benar mas saya sengaja bikin tanpa kompos, paling dasar saya pakai krakal baru saya kasih kasa, di atas nya langsung saya kasih kerikil kemarin pas habis mati lampu seharian saya cek di sekitar akar tanaman masih lembab, untuk yg tebar benih langsung saya kasih sumbu dari kapas terus di timbun kerikil jadi akar akan selalu basah

      Delete
    3. Sayang ditinggal pergi ya Mas.. pengen liat perkembangannya.. semoga aja lancar Mas, tidak ada kendala.

      Delete
  9. mudah2 an mas maklum demi asap dapur keluarga, lg test mana sistim yg bagus untuk daerah yg suplay pln nya sering mati dan lama , mungkin mas nanang ada saran untuk cara menanam didaerah dg kondisi tanah rawa kalau hujan selalu banjir setinggi dengkul, sementara ini saya pakai bekas karung beras buat nanam itu pun cari tanah yg bagus kalu pohon besar seperti pete nangka masih tumbuh mas, tapi kalau sayuran dan tanaman kecil lainnya harus pakai karung kalau langsung di tanah habis banjir akarnya busuk, kebetulan baca aquaponik saya coba praktek walau dg pengetahuan seadanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin... semoga bisa terwujud Mas.. asap dapur terus mengepul
      Wah melihat kondisi seperti itu tidak pernah terbayangkan Mas, berarti kesulitan untuk menanam langsung di tanah ya Mas. Tidak mencoba menanam sayuran di pot atau polibag Mas, kamudian di letakkan di atas dibuatkan dudukan, seperti yang saya lakukan di pekarangan rumah. Hasilnya sangat lumayan Mas sayuran bisa setiap hari petik.

      Delete
  10. itu yg lg saya bangun mas saya sdh ada 3 kolam tanah ukuran 3X7 dulu saya isi nila dan 1 kolam terpal ukuran 4X4 saya isi nila 600 ekor, setelah saya tinggal gak ada yg urus jd nila yg ditanah lepas semua dari jaring dan menyatu dg ikan liar( ikan gabus) rencana nya kalau pulang ke indo mau saya kuras dan saya isi lagi sekalian mau saya jadikan aquaponik yg agak besaran dikit, saya mau coba pakai inverter pakai aki buat masalah mati lampunya, selama ini saya nanam pakai karung atau ember bekas, rencana mau bikin kayak punya mas nanang yg vertical garden biar tdk makan tempat dan enak di pandang

    ReplyDelete
  11. Wah.. besar-besar kolamnya Mas... menyenangkan...
    Yang penting mencoba terus aja Mas, sambil cari literatur yang banyak, saya yakin semakin lama pasti semakin sempurna, saya juga masih mencoba terus, masih mencari ide-ide untuk filternya he.. he...
    Sebenarnya vertiminaponik sangat cocok banget... besok kalo punya saya sudah jadi saya sharingkan Mas...
    Untuk vertical garden belum saya update, terutama yang tengahnya dikasih pipa buat penyiraman....he...
    Terimakasih Mas...

    ReplyDelete
  12. mungkin bisa pakai swirl filter dari galon aqua bekas mas buat misah kotoran ikannya, semangat mas di tunggu sharing2nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah terimakasih banyak Mas infonya.... sudah saya cari dan segera akan saya terapkan...

      Delete
  13. Jumpa lagi Mas Nanang. Perakitan aquaponik IBC dan kolam fibernya sangat rapi dan cantik. Bisa kebayang susahnya merakit sistem tersebut karena saya merasakannya walaupun yang saya bangun sistemnya lebih simpel dan gak pakai sistem pemisah kotoran ikan.
    Boleh tau berapa pH eflfuent pada sistem aquaponiknya ? pH effluent pada sistem aquaponik saya yang menggunakan batu split sebagai media tanam berada di kisaran 8.2,, kurang ideal untuk penyerapan hara oleh akar tanaman pada umumnya. Lagi kurang mujur karena ternyata batu split yang saya gunakan mengandung terlalu banyak kalsium. Dari pengamatan saya beberapa jenis tanaman masih bisa tumbuh cukup subur pada pH tersebut seperti seledri, kelor, kangkung, melon (sudah berbuah walaupun ukurannya cuman sekepalan tangan orang dewasa), dan semangka. Sedangkan untuk kacang hijau dan kedelai kuraang subur.
    Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah salam jumpa lagi Om..
      Beberapakali saya berkunjung tapi tidak bisa diakses, sempat bertanya dalam hati ada apa gerangan..? Dan jujur saja Om, beberapa hari ini saya sebenarnya kepikiran lagi dengan Om Jan dan ingin mencoba berkunjung lagi... ee... ternyata Om Jan sudah duluan berkunjung... syukurlah..
      Jujur Om, saya jarang melakukan pengukuran PH he... tapi karena ada pertanyaan dari om Jan, ya saya ukur dan hasilnya ada di angka 8.0 Om. Wah sudah banyak tanaman yang dicoba, mantap... nanti saya berkunjung Om.. penasaran...
      Sekarang saya menggunakan kombinasi tanah, batu dan arang Om di akuaponik, sepertinya saya tidak bisa meninggalkan unsur tanah.
      Meskipun unsur tanah hanya sedikit, tapi sawi, kangkung, bayam terlihat hijau mulus untuk ujicoba awal. Untuk tanaman yang lain seperti pare, terong, tomat, cabe, bawang merah, brokoli baru dalam proses tumbuh he...
      Terimakasih Om...

      Delete
    2. Terima kasih untuk bantuannya imenginformasikani pH effluent sistem AP mas Nanang. Gara-gara saya jadi repot ya. Saya juga akhir-akhir ini jarang mengukur pH karena sudah beberapa kali diukur (setiap minggu) pH menunjukkan 8.2 tidak berubah. Untuk sistem AP pertama saya pH nya 7.2 (manggunakan media pecahan bata). Sebenarnya paling bagus kalau kita bisa mendapatkan pH dikisaran 6.5. Untuk mengatasi masalah penyerapan hara mikro seperti Fe saya menggunakan FeDTPA .
      Dari penelusuran saya terhadap beberapa tulisan sebenarnya pH pada sistem AP cendrung mengalami penurunan akibat proses nitrifikasi.
      Mengenai unsur tanah saya juga ada cobakan di salah satu bagian growbed , saya menggunakan cascing. Tetapi sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan bila sistem AP kita sudah mature (di atas umur 1 thn), malah pelaku AP profesional "melarangnya" karena hal tersebut bisa menyebabkan "clogging". Kalau kita sih untuk coba-coba boleh saja daripada penasaran. Sampai jumpa di lain entri. Salam.

      Delete
    3. Sama-sama Om... Ya tidak merepotkan Om, saya malah jadi tersemangati kembali, memang bermain akuaponik gampang gampang susah. Memang sepertinya kunci dari akuaponik ada di PH yang harus stabil di kisaran 7 dan itu tantangannya Om.
      Keterangan yang Om Jan sampaikan sangat bermanfaat bagi saya dan yang lain, coba nanti perlahan saya lebih detail lagi mencari solusi permasalahan PH, terutama secara alami...
      Terimakasih, salam jumpa lagi Om....

      Delete
  14. Om Nanang,

    Boleh saya minta kontak penjual box IBC nya ?? Saya tinggal di gianyar Bali dan kesusahan cari barang begituan..
    Di rumah saya ternak Lele.. dan rencana ingin buat kolam lagi.. dari pada buat batako mendingan pake IBC yang bisa dipindah pindah.

    Love your blog so bad ! :D

    ReplyDelete
  15. Makasih sebelumnya.

    Boleh donk.... tapi mungkin uang transport yang akan sangat mahal he...
    ini no nya 081904088404 namanya Mas Joni.

    Terimakasih.

    ReplyDelete
  16. mantap..mas..!, betah baca blog anda. Saya punya niat mencoba aquaponik ini, kebetulan ada kolam semen bekas tempat sampah di rumah, pasti banyak pertanyaan dari saya untuk memulai..., salam kenal..!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mas Yasin...
      Salam kenal juga Mas Yasin... Sangat setuju dan mendukung penuh untuk mencoba, dan jangan menyerah saat gagal nanti Mas, semua perlu proses... ke depan lahan/sawah akan sangat berkurang, dan kita harus sudah siap untuk hal itu.
      Santai saja Mas, selama saya mampu akan saya jawab dengan senang hati, mari sama-sama belajar...
      Terimakasih Mas Yasin.

      Delete
    2. kemarin saya sudah coba dengan kolam terpal ukuran 120 x 65 cm, saya pake ember-ember bekas seadanya dan alhamdulillah walaupun awalnya sistem pasang surut di ember belum bisa berjalan(air belum bisa surut). Setelah diteliti lagi ternyata lubang bawah bell syphon pipa 2" kurang besar sehingga air yang tersedut kurang deras. Cuma untuk tanamannya lebih bagus disemai dulu apa langsung ditebar ? terima kasih sebelumnya..!

      Delete
    3. Berarti sekarang sudah lancar kan Mas... O iya untuk bagian pasang verlop ukuran 1" x 3/4" bisa diganti ukuran 1 1/4" x 3/4" tapi nyarinya agak susah, tapi hasilnya bagus jarang sekali terjadi masalah...

      Resiko untuk tebar langsung adalah hanyut dan nanti pertumbuhannya tidak teratur (kalo asal tebar) terkadang saling bergerombol, kalo saya pribadi lebih memilih disemai terlebih dahulu.. itu suka2 kok Mas, tapi juga tergantung apa yang akan ditanam..
      Kedua-duanya saya berlakukan juga tergantung "mood" dan tanaman Mas...

      Terimakasih...

      Delete
    4. lancar mas..!, sebelumnya coba2 pake botol plastik tapi agak susah cari yang pas dengan pipa, akhirnya ketemu blognya mas nanang saya coba deh bikin syphon akhirnya lancar jaya he..he.., walaupun kantong jebol :P(beli terpal, pompa,pralon dll lumayan juga he..he) , tapi puas lah....!
      maunya bikin kayak mas nanang yang pake box kempu itu.., tapi nantilah nabung dulu
      yang penting nyoba yang sederhana dulu deh..., terima kasih mas....! semangat..!

      Delete
    5. memang lebih baik mencoba dari apa yang ada dan murah dulu Mas, sambil belajar, seperti apa yang saya lakukan dulu. kelak kalo sudah yakin dan mantap ditambah ada dana bisa membuat yang lebih lagi..
      Semoga kelak bisa terlaksana Mas, yang penting jangan menyerah Mas.
      Terimakasih kembali Mas.

      Delete
    6. This comment has been removed by the author.

      Delete
  17. Update aquaponik kolam terpal minggu lalu mas, air kolam kemarin saya kuras karena air kolam berwarna hijau banyak lumut
    analisa saya karena sebelum ditebar ikan, saya masukkan beberapa gayung air dari kolam patin(kolam semen) ke dalam kolam terpal yang baru saya isi dengan air sumur dan letak kolam terlalu banyak sinar matahari. Tidak sampai seminggu air menjadi hijau, akhirnya saya kuras kemudian ganti air baru, batu kerikil dan grow bed saya bersihkan dari lumut. Oh ya sebelum air menjadi hijau, saya letakkan beberapa biji kacang dadap(bahasa sunda) dan esoknya langsung berkecambah sampai sekarang sudah ada daun dan tetak sega. Segitu aja mas, tadi pagi saya tanam juga biji pare dan batang kangkung mudah-mudahan segera tumbuh. Terima kasih mas atas inspirasi di blog ini, mudah-mudahan saya bisa membuat sistem yang lebih baik lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mas Yasin sudah mau berbagi perkembangan....
      Memang efek dari sinar matahari yang banyak akan membuat kolam menjadi hijau.. Kolam fiber saya terkadang seperti itu, tapi sekarang karena di atas kolam saya gunakan untuk menanam sayuran, kolam menjadi bening lagi... dan sebenarnya tidak perlu dikuras Mas..
      Semoga tanamannya subur Mas.. kalaupun gagal jangan menyerah ya Mas.. dinikmati sambil diamati perkembangannya Mas...
      Jika nanti sudah mahir saya yakin sistem yang lebih baik akan bisa terwujud dengan kreasi Mas Yasin sendiri...
      Sekali lagi terimakasih kembali Mas..

      Delete
    2. oh ya saya lupa, saya baru bikin swirl filter(cari di google) dari ember di dalamnya saya masukkan sabut kelapa, pecahan genting dan sisa sisa potongan paralon, sejauh ini hasilnya lumayan bening, mungkin nanti saya post perkembangannya di blog saya
      terima kasih

      Delete
    3. Wah... sip Mas... o iya baru tau juga blog nya Mas Yasin, nanti saya berkunjung Mas..

      Terimakasih..

      Delete
    4. Update lagi mas nanang, aquaponik saya coba tanam ketimun dan pare sudah berdaun, kacang udah tinggi 2 jengkal, saya tanam juga sisa-sisa dapur(bawang daun, bayam tumbuh dan kangkung paling subur). Kolam saya tambah penghuniya ada patin, nila dan ikan mas. Kolam sudah saya kasih atap plastik, lumayan ngurangin sinar matahari yang menyengat, air masih bening selama 2 minggu sejak pemasangan filter. Segitu aja dulu mas, nikmat melihat perkembangan AP sederhana di rumah, terima kasih sekali lagi atas pencerahannya di blog ini,

      Delete
    5. Wah ikut senang Mas...
      Saya juga melihat akuaponik Mas Yasin di media sosial... kolamnya bisa bening, kangkungnya juga tumbuh subur, nanti kalo sistemnya sudah berjalan lebih lama semoga lebih subur lagi Mas Yasin..
      Pokoknya kita sama-sama terus belajar Mas, semoga akuaponik semakin maju dengan sistem yang alami...
      Terimakasih Mas Yasin..

      Delete
  18. Met Siang Mas,
    Mau nanya untuk atapnya itu pakai plastik apa?
    Plastik biasa atau plastik khusus?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Sore Mas/Mbak Satwika...
      Plastik anti UV, jadi memang plastik khusus yang sering digunakan dalam pertanian...
      Terimakasih..

      Delete
  19. Salam kenal mas,
    saya mas satwika, dr Bali.
    Saya mau buat yang konsep mirip punya mas, saat ini sudah coba yang mini nya.
    Inspirasi dari blog nya mas Nanang.
    Terima kasih, panduannya lengkap.
    Mantap, salam sukses Mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mas Satwika, senang bisa berkenalan...
      Terimakasih kembali Mas sudah berkenan membaca blog saya.. senang bisa menginspirasi....
      Semoga akuaponiknya Mas Satwika juga sukses...
      Terimakasih

      Delete
  20. Selamat malam, salam kenal.. mohon infonya, dimana bisa membeli Fe DTPA ya?... dan apakah Fe EDTA kurang baik digunakan untuk akuaponik?... Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam dan salam kenal juga Mas Herman Sahari..

      Maaf sebelumnya Mas, jujur saya pernah mendengar tapi tidak pernah tahu bentuk dari Fe DTPA, jadi untuk baik atau tidaknya saya juga tidak bisa menjawab.. selama ini saya lebih memilih cara alami, kalo memang ada unsur yang kurang biasa kita menggunakan kulit pisang atau kulit telur.. Tapi seiring usia akuaponik, pada kenyataanya akan membaik secara alami, tentu ditunjang dengan filter dan media yang baik pula.

      Trimakasih

      Delete
  21. istimewah tutorial nya mas nanang,
    minta ijin copas yah, buat blog ane disini http://gardenaquaponic.com/
    link sumber nya di kasih pasti nya koq :D

    ReplyDelete
  22. Salam Kenal yakh, Mas..Terharu saya saat baca profil Sampeyan. :) Saya doakan semoga keluarga yang ditinggalkan, dapat diberikan ganti kebahagian yang berlimpah dari Tuhan, Mas..Amen..
    Mas, saya ingin berbagi pengalaman dan pengen bertanya pada Mas Nanang jika diperkenankan, Saya sekarang sedang merintis Budidaya Ikan (Lele), sejak awal tahun & saya perhatikan limbah air kolam mengandung nutrisi tinggi (limbah air kolam sebelum kami buat parit, kami buang ke tanah akhirnya masuk ke dalam Lubang Resapan Biopori yang kami buat hee..di bagian-bagian tanah yang dilewati limbah air kolam to, Mas kalo tak perhatikan tumbuh ilalang subur dan daunnya warnanya hijau cerah) dari situ Saya jadi yakin bahwa limbah air kolam ikanku ini bernutrisi tinggi (dalam bentuk Nitrogen), pertanyaan saya kepada Yth. Mas Nanang: "Menurut Mas, jenis sayur-sayuran/ buah-buahan apa yang menguntungkan buat dikembangkan dengan menggunakan Sistem Akuaponik?". Yang kedua: "Apakah Mas sebelumnya sudah pernah membudidayakan Cabai Merah dengan Sistem Akuaponik sebelumnya? Jika sudah, bagaimana pengalamannya Mas?" Matur Nuwun, Mas.. dari David di Semarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas David.. Amin Mas, kami yakin anak kami sekarang sudah di sorga, dan kami banyak mengambil sisi positif dari kepergian anak kami. Dan puji Tuhan sekarang sudah diberi lagi..
      Meskipun kami sudah memiliki akuaponik, kami juga masih memanfaatkan air kolam untuk menyiram tanaman yang di pot, dan memang itu menyuburkan.
      Pada dasarnya semua sayuran bisa Mas dan menguntungkan, tapi untuk sayuran buah butuh proses lama, karena nutrisi yang dibutuhkan lebih lengkap dan banyak, hanya saja dalam akuaponik menjaga kestabilan sangat sulit, itu pengalaman saya selama ini.
      Untuk cabai merah saya belum pernah Mas, saya hanya pernah menanam cabai paprika dan cabe rawit, mungkin sebentar lagi akan mencoba Mas..
      Mungkin untuk skala komersil akan lebih baik jika menanam sayur-sayuran Mas..
      Apa yang saya sampaikan tentu mengacu pada akuaponik yang alami Mas..

      Trimakasih Mas David.

      Delete
  23. Malam mas nanang.numpang nanya lagi.untuk plastik uv yg dipaki atap itu.masang di kayu reng dilem.atau gmn mas..oh ya aquaponik saya progress pengecatan kolam.soalnya airnya mrembes.rasanya udah gak sabar pingin cepat tebar benih...he.he.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pagi Mas Ispriyoto...
      Plastik UV nya tidak dilem tapi digapit pake kayu yang sering dipake untuk eternit trus dipaku idep, pertama jarang dulu memakunya, setelah plastik terpasang baik baru dipaku lagi pipersempit, lalu ditambah gapitan lagi biar kuat plastiknya.
      Kalo saya kolamnya gak dicat, tapi dilapisi akuaproof setelah kering disemen tipis... kalo dicat takutnya ngelupas... Tapi perlu dicoba... sabar Mas jangan buru-buru nanti hasilnya gak maksimal lo hehe...

      Trimakasih...

      Delete
  24. Mantap bos... Kira kira modal keseluruhan sama bangunannya habisan brp ya om?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas..
      Maaf Mas, saya benar-benar lupa he... Tapi kalo 5 juta mungkin ada.

      Delete
  25. Siang Mas Nanang, saya Iwan di Salatiga . Mas boleh minta Pin atau No WA nya mas nanang? , supaya bisa komunikasi langsung untuk tanya tanya berkitan aquaponic

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh Mas, saya bisa minta emailnya untuk saya kirim via email.

      Trimakasih.

      Delete
  26. mas nanang, saya juga nunut minta pin atau wa nya.. badhe nderek ngangsu kaweruh.. email saya, angoparjindo@gmail.com
    terimakasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas, tadi sudah saya email nomer saya Mas he...

      Trimakasih.

      Delete
  27. Selamat siang mas nanang saya dan teman teman mau belajar bikin istalasi hidroponik boleh mintak alamat lokasi mas nanang trimakasih

    ReplyDelete
  28. Selamat sore Mas....barangkali skema akuaponiknya bisa diperjelas untuk nubi kaya saya mas.
    Sepurane ngrepoti....kaya perpipaan aliran sama kelistrikannya.
    kalau sempat saya akan mampir ke tempatnya mas nih... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat pagi dan trimakasih Mas Arif, maaf baru sempat balas.
      Untuk pemipaan ada di Update-Gubuk Akuaponik, tapi jika ada yang kurang bisa ditanyakan Mas.
      Kalo mau mampir monggo Mas, dengan senang hati...

      Delete
  29. Permisi pak Nanang Dwianto,
    Maaf nih saya juga mau dong nomernya jenengan. bisa kirim ke email saya nanangzakhi0@gmail.com..hehe
    Saya sangat ingin belajar sistem aquaponic sama jenengan karena jenengan terlihat sangat dermawan dalam membagikan ilmu, mumpung masih di jogja ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sore Mas Nanang Zakhi
      sudah saya kirim ya Mas... he...
      kalo bagi2 uang gak punya je Mas, jadi bisanya ya bagi2 pengalaman he...
      Trimakasih

      Delete
    2. Hehe selalu tebar kebaikan semampu kita ya pak, bersedekah itu gak harus menunggu kaya tho pak. :-)

      Iya pak terima kasih banyak sudah mau membagi kontaknya. saya sudah whatsapp jenengan tapi masih centang

      Delete
  30. Selamat malam pak nanang, kalau boleh minta nomor yg bisa dihubungi, saya ingin bertanya mengenai aquaponic lebih lanjut. Bisa di email ke email saya herliandys@gmail.com . Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat pagi Mbak Herliandy Syntia..
      ok Mbak nanti saya kirim ke email untuk nomer saya..
      Terima kasih.

      Delete
  31. selamat malam Pak Nanang, saya Hamsah tinggal di Makassar, boleh minta nomor yang bisa saya hubungi pak?
    saya berminat belajar Aquaponik.
    siapa tau sy ada kesempatan jalan2 ke jogya, bolehkah sy berkunjung melihat-lihat aquaponik Pak Nanang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang Mas... dengan senang hati Mas, nomor sudah saya kirim via email..

      Trimakasih.

      Delete
  32. alamat email saya : hamsah.sdit@gmail.com

    ReplyDelete
  33. Inspiratif! Saya jadi ingin meniru. Kalau boleh nomer wa di email ke Lucas.Nasution@gmail.com, nuwun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas Lucas, nanti saya emailkan wa-nya.

      Delete
  34. malam mas. seneng baca artikelny. cuma saya masih bingung masalah struktur dari akuaponik ny. bisa kirim no wa ny mas ke email saya mln.maulana78@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas Maulana..

      Ok nanti saya kirim Mas...

      Delete
  35. Bang artikelnya sangant mencerahkan. Boleh minta nomer telp/WA nya? Mau tau lebih lanjut cara instalasi aquaponiknya. Email aku yah mas di Rhiofuturekhalifah2045@gmail.com

    ReplyDelete
  36. pak bisa minta no WA nya..mau konsultasi..mksh

    ReplyDelete
  37. Nderek langkung, mas bak pengendapan itu kan kosong, nah sebenarnya fungsi secara khusus itu buat apa ya? (Saya pakai tapi pas ditanyai orang malah ga bisa jawab :p), trus setelah itu kita pakai filter biologis buat tempat bakteri, baru disalurkan ke growbed, nah kenapa harus ada filter biologis yg berisi pecahan genteng/bioball dkk sedangkan di growbed kita juga menggunakan bahan2 tsb, kenapa ga disalurkan langsung ke growbed wong sama2 ada rumah bakterinya? Mohon pencerahan saya di cecar pertanyaan kek gitu hehehehe... Matur suwun...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo mas....he..
      Gini mas, seperti manusia dan hewan lain, kotoran itu bentuknya ada yang padat ada yang cair ada juga gas.. nah bak pengendapan atau filter mekanik itu untuk memisahkan air dari kotoran padat atau sisa pakan sehingga tidak ikut terbawa dan masuk lagi ke kolam atau growbed. Bisa dibayangkan jika nggak ada pengendapan, kolam pasti akan keruh dan kotoran menumpuk justru membahayakan ikan. Nah..kotoran yang sudah mengendap menumpuk banyak bisa kita kurangi, tapi meski tidak dikurangi, dalam bak pengendapan pun akan terjadi proses perombakan kalo saya istilahkan mirip proses pengomposan kotoran sapi/kambing, disitu terjadi proses semacam itu yang dilakukan oleh bakteri di dalam air, (itu cara saya memahami).Setelah begitu lama menumpuk di bak pengendapan dan diproses oleh bakteri endapan akan terangkat dan bentuknya sudah pupuk tidak berbau lagi (itu yang saya amati selama ini) dan itu menyuburkan. NAh jika ikan yang kita pelihara terlalu banyak, kotoran akan cepat sekali menumpuk itu bahaya.

      Delete
    2. Kenapa harus ada filter biologis... tentunya untuk memproses kotoran yang bentuknya cair dan gas. Nah selain itu, dalam akuaponik, model penanaman ada berbagai macam, seperti dft, nft, rakit apung, jika tidak lewat filter biologis tentu tidak ada nutrisi bagi tanaman tersebut, kalopun ada akan sangat minim sekali. Memang jika kita menanam menggunakan media, itu sekaligus bisa sebagai filter, tapi itu jika skala kecil ikan sedikit, jika ikan lebih banyak dan terus berkembang menjadi besar, dan semua kotoran masuk growbed, yang terjadi growbed akan penuh dengan kotoran dan kita harus melakukan proses pembongkaran berkala. Kebetulan saya punya pengalaman ketika membuat akuaponik tanpa filter dan langsung ke growbed dan itu saya share juga di blog ini. Demikian mas Dody semoga bisa mencerahkan he...
      Trimakasih..

      Delete
  38. Selamat Pagi mas Nanang salam kenal, perkenalkan nama saya ardath dari Bandung, kalau diijinkan bolehkah kami meminta alamat rumah Mas Nanang dan nomer Hp nya, andaikata ada waktu kami ingin berkunjung ke rumah mas Nanang untuk belajar Aquaponiknya. Terimakasih

    ReplyDelete
  39. Selamat malam mas Nanang

    Nama saya Ating Kencana, kami sedang mencoba budidaya aquaponik. Kalau diijinkan, boleh kami minta nomor hp mas Nanang. Berikut no hp saya: 01812 888 50 328. Terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat pagi juga
      ini nomor WA saya, 085643352665, saya sudah simpan dan wa yang ada di atas tapi blm bisa, apa nomornya kelebihan.. Trimakasih

      Delete