Sunday 31 August 2014

Update - Gubuk Aquaponik (Box IBC)

Selamat datang di update-gubuk akuaponik edisi box ibc.. 

Update sengaja saya buat terpisah antara akuaponik ibc dan akuaponik kolam fiber, karena keduanya merupakan sistem yang terpisah. 
Kali ini saya akan bagikan skema dari akuaponik box ibc, termasuk bagian di dalamnya yang menurut saya juga sangat penting. Tapi, apa yang saya bagikan tidaklah sempurna, dan sekali lagi tujuan utama saya adalah ingin berbagi, siapa tahu bisa bermanfaat, dan bila ada kekurangan dari sistem yang saya terapkan tersebut, harapannya bisa disempurnakan. 



Skema Akuaponik Box IBC



SLO (Solids Lifting Overflow)
Saya menerapkan sistem SLO untuk kolam box ibc, awalnya saya sama sekali tidak tahu apa itu SLO, tapi karena banyak bergabung di berbagai forum/komunitas di dunia maya, akhirnya tidak hanya kenal tapi juga menerapkannya. SLO jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia rasanya agak aneh he.., tapi intinya adalah sistem pengangkatan padatan dalam hal ini kotoran yang ada di dasar kolam.
SLO menurut saya adalah sebuah sistem pemipaan yang fungsinya tidak hanya sekedar untuk menyedot air dari kolam, tapi lebih dari itu, yaitu mampu  manyedot kotoran ikan atau sisa pakan yang ada di dasar kolam dan kemudian terbawa bersama aliran air menuju ke bak filter. Desain SLO yang saya terapkan terlihat pada gambar di bawah ini.

SLO 


Pemipaan pada bagian atas yang berbentuk "T" atau percabangan memang terlihat sederhana, tapi memiliki fungsi yang amat penting, yaitu saat ujung pipa bagian bawah tersumbat. Jika tidak diterapkan percabangan atau "T" pada bagian atas, saat terjadi penyumbatan, maka air di bak filter akan terkuras habis, jika terjadi dalam jangka waktu yang lama, pompa air akan rusak  Akibat lainnya, air dari bak filter yang mengalir secara terus menerus dan air dari kolam menuju bak filter tersumbat, maka air di kolam akan penuh dan kemungkinan air kolam akan meluap.
Tentu keadaan akan berbeda jika percabangan diterapkan, saat ujung pipa bagian bawah tersumbat, air kolam akan mengalir melalui pipa bagian atas, hal tersebut tentu dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.  
Mungkin yang belum menerapkan, cobalah untuk menerapkannya... 

Swirl Filter
Sama dengan SLO, semua berawal dari forum kemudian mencari referensi yang banyak dan menerapkannya. Swirl filter mungkin dalam bahasa indonesia bisa diartikan penyaring berputar itu menurut saya setelah melihat terjemahan dari swirl dan filter he...
Cara kerja dari swirl filter adalah memutar air di dalam filter dengan menerapkan pipa berbentuk siku dan wadah untuk filter dengan sisi yang berbentuk lingkaran. 
Air dan padatan/kotoran dari kolam, ketika masuk ke filter akan mengalami perputaran. Saat terjadi perputaran itulah secara perlahan padatan/kotoran akan mengendap karena memiliki massa yang besar.  


Filter yang saya terapkan


Karena kotoran/padatan secara perlahan bergerak ke dasar bak filter (mengendap), maka air pada bagian atas menjadi lebih bersih sehingga air tersebut dapat dialirkan ke bak filter berikutnya. 
Tentu saja kita juga perlu untuk memperhatikan endapan yang ada di bak filter tersebut. Dalam jangka waktu yang lama, dan jika ikan yang kita pelihara banyak, tentu endapan tersebut akan cepat sekali menumpuk. Mengharapkan bakteri nitrosomonas dan nitrobakter bekerja maksimal tentu akan sulit, perlu campur tangan kita untuk membantu.
Memasang pipa yang bisa dibuka sewaktu-waktu dan langsung dihubungkan ke dasar bak filter, seperti yang tampak pada gambar di atas, sangat membantu dalam mengurangi endapan. Satu atau dua minggu sekali, saya mengurangi air dan endapan sebanyak satu ember besar, dan kotoran tersebut saya gunakan untuk menyiram tanaman. Jangan lupa untuk menambahkan air bersih ke kolam sebagai ganti dari air dan kotoran yang kita keluarkan dari filter.

Tentu banyak sekali model swirl filter, tapi pada intinya adalah sama. Kita bisa mengembangkan sendiri model tersebut dengan bahan-bahan yang bisa kita dapatkan dengan mudah di sekitar kita.


Media Tanam Box IBC 2
Saya banyak belajar dari pengalaman sebelumnya, mulai dari akuaponik mini, akuaponik ikan nila dan akuaponik ikan koi dalam menerapkan sistem akuaponik khususnya dalam hal media tanam. Ditambah dengan membaca, melihat video, dan sharing antar sesama pecinta akuaponik, banyak merangsang ide ide baru untuk menghasilkan suatu sistem yang lebih baik, yang tentu saja diharapkan memiliki dampak pada hasil yang jauh lebih baik. 
Untuk media tanam pada box ibc 2 saya terapkan seperti yang saya tunjukkan pada gambar di bawah ini.

Media tanam box ibc 2.

Memang yang saya terapkan pada media tanam ibc 2, agak berbeda dengan apa yang telah saya buat sebelumnya, kali ini saya memasukkan unsur tanah, tujuannya untuk menjaga keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman (itu menurut pemikiran saya he....). 
Media tanam pada box ibc 2 ini, menerapkan kombinasi antara sistem sumbu atau wick system dan sistem pasang surut. 
Sistem sumbu diterapkan pada pot dengan mengisi arang/pecahan batubata pada bagian bawah dan tanah/pupuk kandang pada bagian atas. Arang/batubata memiliki daya resap air yang bagus, dengan mengairi media tanam hanya sebatas arang/batubata, lapisan tanah yang tidak dialiri air secara langsung, karena kapilaritas, semakin lama akan menjadi basah.
Proses pengairan dengan menerapkan sistem pasang surut bertujuan supaya tanah yang ada di lapisan pot tidak terlalu basah/becek, karena air tidak menggenang secara terus menerus. Selain itu, dengan menerapkan sistem pasang surut, saat tanaman mulai dewasa atau akar sudah masuk ke lapisan arang/batubata, akar tersebut bisa bernafas dengan baik.

Media Tanam Box IBC 1
Untuk media tanam box ibc 1, saya menggunakan media arang kayu dan pecahan genting.




Dalam pengisian, tempat penanaman dikosongkan terlebih dahulu (tanpa ada air), setelah lapisan arang selesai, kemudian dimasukkan pecahan genting pada bagian atas, hal tersebut supaya saat terisi air, arang tidak mengapung.


Di atas sudah saya bagikan skema dari akuaponik box ibc beserta "anggota-anggotanya " yang merupakan satu kesatuan sistem, sekarang saatnya melanjutkan update perkembangan tanaman yang telah lama terhenti he...

Foto Tanggal 18 Agustus 2014

calon hutan mini (ibc 1) 


Kolam ibc 1 ada penghuni baru yaitu lele hehe... 


Cabe rawit (ibc 2) 


Foto Tanggal 20 Agustus 2014

Pare bisa tumbuh dengan baik (ibc 1)


Sledri tumbuh subur (ibc 1)


Mencoba menanm koro (ibc 2)

Foto Tanggal 22 Agustus 2014

Tanggal 22 Agustus 2014  pagi saya dapati semua tanaman brokoli habis dimakan tikus, dan beginilah salah satu fotonya. 


Habis karena tikus.

Dan ini tanaman brokoli yang saya abadikan pada tanggal 15 Agustus 2014 sebelum habis dimakan tikus.


Brokoli 15 Agustus 2014

Foto Tanggal 30 Agustus 2014

Hutan mini sudah semakin rimbun (ibc 1)


Memang menggoda slada ini he.. (ibc 1)


Kangkung "abadi" yang sering dipetik
dan tumbuh terus menerus he.. (ibc 1)


Cabe rawit ini belum berbuah juga (ibc 2)


Penampakan Gubuk Akuaponik 


Ada informasi tambahan yang sangat penting yang perlu saya bagikan, informasi ini saya ambil dari sini dengan judul Bakteri Nitrifikasi, semoga bermanfaat.

-----*****-----

Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di  dalam tanah.  Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof karena menggunakan senyawa nitrogen inorganik dalam siklus hidupnya. Metabolisme senyawa nitrogen ini memerlukan senyawa karbon dioksida sebagai sumber karbonnya yang diikat dalam siklus Calvin.  Pada umumnya, bakteri nitrifikasi bersifat nonmotil (tidak dapat bergerak) sehingga cenderung untuk melekat pada permukaan benda yang ada di sekelilingnya. Bakteri nitrifikasi berkembang biak dengan cara membelah diri, tetapi tidak dapat membentukspora. Proses nitrifikasi terdiri berlangsung dalam dua tahapan besar yang masing-masing diperankan oleh kelompok organisme yang berbeda:

·         Nitritasi: oksidasi amonia menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus.
·         Nitratasi: oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Proses ini dilakukan oleh kelompok bakteri Nitrobacter.

Kelompok bakteri ini banyak ditemukan di tanah dan di lingkungan perairan, terutama bila terdapat banyak tersedia senyawa amonia. Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat.


-----*****-----


Ada hal baru yang saya lakukan di bak filter ke-2, yaitu memasukkan genting, tujuannya tidak lain adalah untuk tempat melekatnya bakteri nitrifikasi, sesuai sifat bakteri yang nonmotil (atau tidak dapat bergerak).


Penambahan genting di bak filter ke-2.

13 September 2014

Tidak sabar rasanya ingin berbagi kebahagiaan seputar perkembangan akuaponik box ibc he... Maklum, melihat perkembangan tanaman dari hari ke-hari terasa semakin menyenangkan, bahkan bisa memanen secara terus menerus rasanya puas.

Foto tanggal 7 September 2014




Pare bisa tumbuh dengan baik,
dan sudah berbunga (IBC 1).


Kenikir tumbuh dengan baik (IBC 1).


Sledri, sepertinya sangat cocok di akuaponik (IBC 1).


Entah koro apa, saya juga tidak tahu he... (IBC 2).


Loncang, tumbuh dengan baik,
tapi kurang memuaskan (IBC 2).


Saya acungi jempol untuk kangkung ini,
perkembangannya cepat sekali, dan besar-besar,
soal rasa benar-benar enak dan "krenyes-krenyes" he... (IBC 1)

  
Duckweed di tong filter ini, sangat subur.


Foto Tanggal 13 September 2014



Terpaksa dibongkar (IBC 2).


Media tanam box ibc 2, yang menggunakan pot terpaksa saya bongkar, dan ada banyak pelajaran berharga yang saya peroleh dengan dengan metode yang telah saya terapkan tersebut. 
Metode sistem sumbu yang saya terapkan pada pot, dengan lapisan tanah dan arang/batubata, membuat proses penyaringan kotoran kurang maksimal, proses penyaringan hanya terjadi di lapisan kerikil/batu dan itu sangat kurang. Dalam hal ini, mungkin tanaman bisa subur, akan tetapi, ikan yang akan sedikit dirugikan, karena tidak mendapatkan kualitas air yang bersih secara maksimal. Jadi keuntungan yang didapatkan tidak seimbang antara ikan dan tanaman. 
Untuk tanaman sayur, seperti sawi, loncang, bayam, yang berumur pendek, per-akarannya tidak dapat  keluar jauh ke samping atau sampai ke lapisan batu/kerikil, sehingga penyerapan nutrisi hanya terbatas di dalam pot, tentu kurang maksimal. Keadaan berbeda jika dibandingkan dengan tanaman di box ibc 1, seperti slada yang per-akarannya pendek, tapi tumbuhnya bisa dibilang memuaskan, meskipun mereka tumbuh saling berhimpitan, mungkin karena akar slada tersebut pergerakannya tidak terhalang.  
Banyaknya cacing yang merasa lebih nyaman tinggal di lapisan tanah yang selalu lembab dan tidak tergenang air, ternyata akibat dari aktivitasnya, banyak tanah yang keluar dari pot, tentu keadaan ini kurang baik jika terjadi dalam jangka waktu yang lama. 
Akibat dari akar tanaman yang terus menjalar mencari nutrisi di dalam pot terutama tanaman berumur panjang, mengakibatkan adanya banyak celah di lapisan arang/batubata, semakin lama tentu celah-celah tersebut terisi oleh lapisan tanah yang di atasnya, dan saat terjadi pasang, tanah tersebut akan tersedot. 

Tentu saja ini hanyalah pengamatan saya, yang belum tentu benar dan belum tentu salah, tapi semua saya amati baik dari kolam maupun media tanam, dan dari hasil setelah pembongkaran.

   

Cabe ini, per-akarannya keluar dari lubang di dasar pot,
dan lebih subur dari cabe yang satu lagi,
yang per-akarannya tidak keluar pot.


Saya suka melihat sledri ini.. he...he... (IBC 1)


Beginilah cara yang saya lakukan untuk mengurangi
 endapan kotoran di bak filter.



20 September 2014

Tanggal 14 September 2014 kebetulan libur kerja, hari itu saya manfaatkan untuk menyelesaikan pengisian media tanam di wadah ibc 2. Sekali isi membutuhkan 1,5 bagor besar arang kayu dan harga 1 bagor besar Rp 60.000,-.

Memasukkan arang kayu sebagai media tanam.

Secara kebetulan ada benih yang sudah siap tanam, sehingga dua hari setelah pengisian, langsung saya tanam berbagai sayuran, ada sawi, terong, cabe, kubis. Semoga semua dapat tumbuh dengan baik sesuai harapan.


Penanaman di ibc 2 selesai, tinggal merawat...


Kita beralih ke tanaman di ibc 1 ya, karena ada sesuatu yang menarik. Dari sekian tanaman slada yang tumbuh subur, ada sebagian yang warnanya mulai berubah menjadi keputihan, jelas ada masalah di sini. Saya mencoba mengamati kondisi lingkungan di sekitar perakaran, memang ada sesuatu yang kurang baik. Di sekitar slada karena permukaan media lebih cekung menyebabkan media selalu dalam keadaan basah, akibatnya banyak sekali lumut yang tumbuh. Selain itu, posisi di sekitar slada tersebut, selalu terkena aliran dari air kolam yang masuk ke media tanam. 


Bagian kanan warna daun memudar.

Untuk mengatasi, saya mencoba melakukan perbaikan dengan penambahan media tanam berupa pecahan genting, supaya daerah cekungan tersebut dapat tertutup dan lumut tidak tumbuh dengan leluasa. Langkah berikutnya, aliran air dari kolam saya atur dengan menambahkan pipa siku untuk membelokkan aliran air. 



Pengalaman dari sebuah kesalahan.


Ada pelajaran berharga lain yang saya dapatkan, kali ini dari wadah berupa pot tanaman, dan gelas air minum mineral, yang saya gunakan untuk menanam di akuaponik. Tanaman yang saya tanam di tempat tersebut, awalnya tumbuh dengan baik, akan tetapi lambat laun pertumbuhannya seolah-olah menjadi sangat lambat. Ketika saya membongkarnya dan mencoba mengamati satu persatu, ada kesamaan yang bagi saya bisa menjadi sebuah alasan mengapa tanaman tersebut kurang subur. Lubang yang saya buat di dasar tanaman adalah penyebabnya, akar yang berusaha mencari nutrisi terhalang dinding pot, sehingga hanya menumpuk di dalam pot, dan hanya sebagian kecil akar yang bisa keluar.  Seandainya bagian samping juga saya lubang, tentu keadaanya akan berbeda.



Pare sudah mulai berbuah.


3 November 2014

Tak pernah terbayangkan, beberapa tanaman di box ibc 1, tumbuh sangat besar dan subur. Untuk tanaman sledri dan kenikir, pertumbuhannya luar biasa, dan yang lebih menyenangkan, tidak ditemui lagi yang namanya daun berwarna kekuningan karena kekurangan unsur hara tertentu. 
Saya mencoba mengamati, kemungkinan besar peranan dari cacing sangat besar, sehingga kekurangan unsur hara dari air kolam bisa diimbangi. 





15 November 2014

Sedih.. itu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi dengan salah satu tanaman sledri yang selama ini menjadi tumpuan dapur kami. ya.. sore hari sepulang kerja, salah satu tanaman sledri terlihat layu, dan seketika itu juga sudah saya tebak pasti bagian akar busuk, seperti apa yang terjadi ketika saya menanam sledri di pot. Tapi tak apalah, bisa menanam lagi he... (menghibur diri).


Sledri...oh sledri....

Akar yang membusuk.




21 Desember 2014


Tidak terasa...ternyata sudah 1 bulan lebih tidak memberikan informasi baru di akuaponik ibc ini. Kebahagiaan telah menaungi keluarga kami dengan kehadiran keluarga baru, dan tentu saja fokus saya berubah sementara ini. Secara perlahan saya harus merubah pola/jadwal untuk berkebun, karena bagaimanapun keluarga adalah yang utama terutama untuk  Anak dan Istri saya. 

Meskipun akuaponik ibc dan juga kebun saat ini kurang terawat, dibalik itu, khususnya untuk akuaponik ibc ini,  ada sesuatu yang menarik yang saya sendiri merasa heran. Jika sebelumnya saya selalu melakukan pengurangan kotoran padat (endapan) di tong 1 (pertama) secara rutin setiap 2 minggu, dua bulan terakhir semenjak kelahiran anak saya, endapan di tong 1 jarang sekali saya kurangi, bahkan hanya 1 kali. Tapi yang membuat saya heran, justru air di tong 1, tong 2, box 1 dan box 2 benar-benar bening, lebih dari itu, ikan-ikan pun tetap terlihat sehat, karena setiap kali saya datang untuk memberi makan, mereka sudah siap menanti. Hikmah ini tentu akan saya lanjutkan, yaitu pengurangan endapan dalam jangka waktu yang lebih lama, semoga ada manfaatnya ke depan.

O iya.. setelah bencana tanaman seledri yang tiba-tiba mati, ternyata tunas baru dari tanaman yang telah berbunga dan berbiji, banyak bermunculan, meskipun mereka tidak teratur tapi kehadirannya tentu sangat diharapkan. 



Seledri baru sudah bermunculan,
seledri yang di pojok kanan siap dipanen bijinya.


Dan satu lagi tanaman seledri yang sudah berbunga di box 1 ini, bahkan bijinya sudah mengering siap dipanen untuk stok bibit he... 


11 Februari 2015

Dan inilah kondisi terbaru seledri yang tumbuh dari biji "rontokan" generasi sebelumnya. Sejak mereka bermunculan, saya tidak pernah apa-apakan, hanya saya biarkan mereka tumbuh apa adanya, yang penting saya cek jangan sampai air bermasalah. 


Seledri liar

Saya sempat bingung, akan saya apakan seledri sebanyak itu, selama ini kami hanya memanfaatkan untuk memasak dan untuk campuran jus apel. Tapi setelah semalam sharing sama istri, kami punya rencana manfaatkannya untuk camilan makanan kering ala istri tercinta he... 


karena seledri sudah semakin besar alangkah baiknya saya videokan, biar menjadi penyemangat.. hehe...






4 Maret 2015

Menanam tanaman buah memang tidak mudah dilakukan di akauponik, kemungkinan besar karena kebutuhan nutrisi yang jauh lebih kompleks. Ketika pertama kali melihat tanaman koro berbunga, rasanya sangat senang, bagaimana tidak, sudah lebih dari 5 bulan tanaman tersebut tumbuh, tapi tidak ada tanda-tanda berbuah. Mungkin menjadi seorang petani, sifat dasar yang harus dimiliki adalah kesabaran he... 



Bunga koro


Sejak pertama kali berbunga, ternyata tidak serta merta diikuti bunga-bunga yang lain bermunculan, bahkan sampai bunga tersebut "berubah" menjadi buah. Ketika pertama kali melihat buah koro tersebut, seperti ada sebuah harapan, tapi ketika tidak berbuah lagi, harapan itu kembali meredup. Bahkan sempat berkeinginan untuk memotong tanaman tersebut supaya kehidupannya berakhir, sehingga dapat dimanfaatkan untuk tanaman lain.
Dalam keseharian, setiap pagi, setelah kegiatan harian seperti bersih-bersih rumah dan pekarangan, olah raga pagi, mandi dan sarapan pagi, sambil membawa segelas teh panas buatan istri tercinta dan kamera, saya akan selalu menyempatkan diri untuk menyapa tanaman dan ikan di kebun belakang sebelum berangkat kerja, jadi perkembangan tanaman dan ikan setiap hari pasti saya ketahui tak terkecuali tanaman koro. Ketika tanaman koro mulai menjalar ke atas genting rumah, sengaja saya biarkan, berharap tanaman koro mendapatkan sinar matahari jauh lebih banyak.
"Melempemnya" tanaman koro, membuat saya berusaha mencari informasi lebih dengan banyak membaca, hingga akhirnya saya menemukan suatu artikel yang menyebutkan, bahwa pupuk kandang bisa menjaga kestabilan PH. Saya tidak tahu apakah informasi itu benar atau tidak, saya hanya mencoba mengingat kembali ke masa kecil sewaktu hidup di panti asuhan, waktu itu beliau Sr. Armella, CB sebagai pengasuh/orangtua kami, mengajarkan kami beternak lele. Sebelum benih lele dimasukkan ke dalam kolam, kolam kami isi dengan pupuk kandang/kompos hasil buatan kami sendiri dari kotoran ternak sapi, kambing dan babi peliharaan kami. Setelah pupuk dimasukkan, kemudian dialiri air hanya beberapa centi hingga pupuk kandang terendam, dan kemudian dibiarkan beberapa hari, hingga muncul hewan-hewan kecil yang waktu itu saya masih belum paham. Yang masih saya ingat begitu jelas, lele tumbuh begitu sehat dan cepat besar hingga panenan kami  sering dibeli oleh para tamu yang mengunjungi kami anak panti.

Dari membaca dan mengingat masa lalu, akhirnya saya mencoba memasukkan pupuk kandang sebanyak 1 ember kecil yang dibungkus dengan bagor, pupuk saya masukkan di bak pengendapan. Saya berharap ikan tidak akan mati, selain itu banyaknya bakteri di dalam pupuk tersebut saya harap bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan tanaman. Setelah beberapa hari, tidak ada masalah dengan ikan, untuk tanaman sayapun tidak menemui perubahan. Hanya saja entah kebetulan atau tidak, setelah tanaman koro mendapatkan lebih banyak sinar, dan setelah hampir 1 bulan adanya tambahan 1 ember kecil "bungkusan" pupuk kandang, bunga bermunculan, jumlahnya-pun begitu banyak, senang rasanya...



1 growbed dipenuhi akar tanaman koro.


Buahnya sudah mulai bermunculan.


Saya hanya memberikan pengalaman yang telah saya lakukan, dan memberikan analisa dari apa yang saya amati, jadi semua saya serahkan kepada pembaca he... 
Satu hal yang penting, mencoba dan ber-eksperimenlah dengan hal-hal yang bersifat alami, karena dengan cara itu kita mememiliki kesadaran untuk selalu mejaga lingkungan sekitar kita karena kita sama-sama saling membutuhkan...



Meskipun hanya berukuran 1 x 1 m persegi, tapi ikan bisa besar ,
berat nila yang besar 250 gr.


Menanam berbagai jenis tanaman dalam satu growbed rasanya
lebih menyenangkan.


Bersama keluarga baru menikmati akuaponik...


Buah koro roay yang semakin banyak.


Panen koro


Hasilnya lumayan untuk disantap bersama

4 Juli 2015

Gurameh yang sudah lumayan besar.


Semakin rimbun


Terong yang mulai berbuah


Tomat, kutunggu merahmu...

Salam Akuaponik