Sunday 25 January 2015

Syphon Apung (The Floating Syphon)

Kemarin sore tepatnya tanggal 24 Januari 2015 seorang teman di media sosial memposting sebuah gambar yang menyatakan ada sebuah alat baru semacam bell siphon.  Konon katanya alat tersebut bekerja lebih baik dari bell siphon yang selama ini digunakan dalam akuaponik pasang surut. Rupanya postingan tersebut mengusik pikiran saya he...
Hanya melihat gambar tentu saja sulit untuk bisa memahami bagaimana alat tersebut dapat bekerja, apalagi gambar diambil hanya dari satu sisi tanpa keterangan. Dan akhirnya mencari di internet dengan kata kunci "The Vertical Float Siphon" dengan harapan dapat menemukan bagaimana cara kerja dari alat tersebut. Ternyata oh ternyata... tidak banyak artikel yang memuatnya, hanya ada satu situs MyAquaponics yang memperkenalkan alat tersebut dengan disertai video, tapi sayang tidak diajarkan bagaimana membuat alat tersebut. 
Berkali-kali memutar video yang ada, sambil sedikit demi sedikit mencoba memahami bagaimana alat tersebut bekerja, akhirnya secara perlahan mulai paham juga bagaimana alat tersebut bekerja. Hanya saja, paham tanpa praktek tentu tidak bisa menjamin apakah benar cara kerjanya sesuai dengan yang kita pahami. Dengan bahan yang ada, saya mencoba membuat sendiri dengan desain yang juga saya kembangkan sendiri, memang benar percobaan pertama gagal, disebabkan alat tersebut tidak bisa mengapung, kemudian mencoba membuat dengan lebih memahami karakter benda yang terapung.. setelah dilakukan pengisian air secara perlahan, alat tersebut perlahan ikut naik (mengapung), dan hingga akhirnya mencapai titik tertinggi, air bisa masuk dan alat tersebut mendadak tenggelam dan terjadilah siphon.


Bagaimana "siphon apung" bekerja..?

Menurut saya, ada dua bagian dari alat tersebut yaitu bagian yang bergerak naik turun (kita sebut "siphon apung") dan bagian yang diam (melekat pada growbed/media tanam kita sebut "kolong").


Siphon Apung

Bagian yang diam atau kolong adalah pralon ukuran 1" yang melekat pada growbed, yang secara kebetulan ukuran tersebut sangat pas saat dipasangkan dengan pralon 3/4", celah antara pralon 1" dan 3/4" sangat sempit sehingga air yang nantinya masuk melalui celah tersebut akan sangat sedikit, disatu sisi siphon apung bisa naik turun dengan lancar.

Pertama kita anggap media masih kosong tidak ada air, sehingga dop bagian atas pada siphon apung yang bisa bergerak naik turun akan berada di dasar growbed menyentuh pralon diam atau kolong ukuran 1". 

Ketika growbed kita isi air, maka secara perlahan siphon apung akan bergerak ke atas (vertical), sampai akhirnya dop pada ujung pipa 3/4" (bagian bawah) menyentuh ujung kolong bagian bawah  (bagian diam). 

Karena air terus diisikan ke growbed dan siphon apung sudah tidak dapat bergerak ke atas lagi atau sudah "mentok" , maka air akan mulai masuk ke dop bagian atas yang kemudian mengalir masuk ke pipa pralon 3/4" (bagian tengah), 

Aliran air yang masuk tersebut, akan menyentuh dop 3/4" bagian bawah, selain tertampung di dalam dop, seolah-olah pergerakan air tersebut memberikan tekanan pada siphon apung. Akibatnya tentu saja akan memberikan beban bagi siphon apung, sehingga secara cepat siphon apung akan tenggelam. 

Karena siphon apung tenggelam, maka proses siphon/penyedotan akan secara otomatis terjadi melalui pipa bagian tengah. dan air bagian bawah akan mengalir melalui kedua lubang yang kita buat (di atas dop 3/4'').

Ketika air sudah mulai habis dan siphon/penyedotan berhenti, siphon apung kembali naik untuk mengapung. 

Begitulah cara kerja siphon apung vertical, yang coba saya praktekkan bisa berhasil dengan baik, tapi karena masih bersifat sementara yaitu semua belum permanen jadi masih ada sedikit kebocoran tapi itu bukan menjadi masalah. 
Harapan saya semoga pembaca bisa membuat dengan desain yang lebih baik dan permanen. 
Dan apa yang saya coba bagikan belum detail mengenai ukuran panjang pipa, dll, tapi semuanya dapat disesuaikan dengan tinggi media tanam/growbed yang kita gunakan..

Saya bagikan video saat melakukan ujicoba pada tanggal 29 Januari 2015.







mungkin sekian dulu, nanti pasti ada perkembangan berikutnya karena ini masih awal...

4 Februari 2015

Setelah melakukan beberapa kali percobaan, akhirnya semakin banyak ilmu yang saya dapatkan untuk dapat menyempurnakan siphon apung.  Selain terus mempelajari dan mengembangkan, saya juga mencoba untuk mencari bahan yang mudah didapat, memang tidak mudah tapi selama kita mau berusaha pasti akan bisa.

Nah bagi pembaca yang ingin membuatnya berikut akan saya bagikan bahan dan cara pembuatan..


A. Siphon Apung (Bagian sitem yang bergerak naik turun)

Sebelumnya coba diamati terlebih dahulu gambar di bawah ini, inilah penampakan siphon apung, bagian yang akan mengapung dan tenggelam. 


Penampakan alat yang bisa mengapung  & tenggelam


Mari kita kupas bagian-bagian dari sistem yang ada pada gambar di atas..

1. Dop/cap/tutup 2 "

Dop/cap/tutup pipa pvc ukuran 2"

Dop tersebut harus dilubangi, besar lubang tersebur tergantung dari diameter pipa yang akan dipasang, lubang dibuat press, jadi bisa kuat, buatlah yang rapi dan presisi.. O iya posisi lubang harus tepat ditengah-tengah.

2. T / Tee pipa aquarium

T yang sering dipakai untuk pemipaan aquarium.

T ini sebenarnya hanya diambil sebagian atau dipotong sebagian, yang nantinya akan dipasang di lubang yang kita buat pada dop 2" (no 1), bagian yang ada bekas potongan, kita masukkan di lubang dop 2", jangan sebaliknya. Pemasangan jangan sampai miring, dan di lem menggunakan lem pipa.

3. Pipa aquarium


Pipa yang sering digunakan untuk pemipaan aquarium.


Untuk pipa yang saya gunakan panjangnya 20 cm, salah satu ujungnya dibuat 4 lubang dengan diameter 7 mm (ukuran mata bor),pada keempat sisi, jarak lubang dari ujung sekitar 2 cm. Jika ingin menambah lubang, tambahkan di atasnya, seperti yang saya lakukan di atas.


4. Dop / tutup pipa aquarium


Tutup pipa aquarium

Untuk tutup pipa tidak ada perlakuan khusus, karena tinggal dipasangkan pada salah satu ujung pipa.



B. Kolong 

Untuk bagian kolong lansung saja saya bagikan bahan-bahannya.

1. Verloop ring 3/4"



Verloop ring 3/4"

Pemasangan verloop tidak boleh sembarangan, bagian dalam verloop yang ada ulir/drat dipasang dibagian bawah, dan bagian yang ada ulir/drat di luar, dipasang pada bagian atas.


2. Sock Drat Luar 3/4"



Sock drat luar

Pemasangan sock drat ini, diletakkan pada bagian bawah, atau dipasang sesuai verloop.


3. Oversock 3/4" x 1,5"


Oversock 3/4" x 1,5"

Oversock hanya pilihan, ingin digunakan boleh tidak juga boleh, yang jadi masalah, jika tidak digunakan maka air yang keluar akan menyebar kesamping. Saya menyarankan lebih baik digunakan. Jika ingin menggunakan oversock ukuran lain bisa, asal jangan kurang dari 1", karena akan menghambat laju air. Oversock juga bisa digunakan untuk mengarahkan aliran air, jika kolam yang digunakan tidak tepat di bawahnya, bisa kita arahkan dengan oversock yang tentu saja ditambah pipa dan pendukungnya he...



Penampakan utuh...

Dan ini penampakan dari siphon apung yang sudah saya rangkai, anggap kertas putih yang terpasang adalah wadah/growbed.



Jika tidak menggunakan oversock.





Jika menggunakan oversock.


Berikut saya bagikan video percobaan yang menggunakan oversock..







6 Februari 2015

Mungkin pembaca sudah membaca cara kerja siphon apung di bagian awal, dan itu adalah cara kerja siphon apung yang telah ada, yang coba saya "bedah" cara kerjanya. Dan di sini, saya akan memberikan beberapa hal yang sangat penting dari cara kerja siphon apung yang merupakan versi wana-wana, saya anggap inilah rahasia dari SIPHON APUNG wana-wana.. he... 

Sore tadi (6 Februari 2015) saya melakukan percobaan lagi, saya ingin mencari sebuah solusi bagaimana siphon apung ini bisa bekerja dengan baik meskipun debit air berubah-ubah. Mungkin kita sering mengalami, pompa air yang kita gunakan sering sekali mengalami kendala yaitu tersumbat kotoran, akibatnya debit air akan mengecil, hal tersebut menjadi sebuah masalah ketika menggunakan bell siphon, dimana bell siphon tidak bekerja sesuai dengan fungsinya. Perlu digarisbawahi, bukan berarti siphon apung ini bisa menggantikan bell siphon, karena belum dicoba langsung di "lapangan", tapi saya ingin menunjukkan dari segi cara kerja alat ini yang menurut saya pribadi lebih baik.  

Di bawah ini sudah saya buatkan gambar dengan tujuan penjelasan saya nanti lebih mudah untuk dipahami.


Bagian-bagian  SIPHON APUNG wana-wana



Cara kerja SIPHON APUNG wana-wana


1. Kita anggap air di wadah masih sedikit dan belum menyentuh dop1,  sehingga posisi siphon apung ada di bawah.

2. Ketika air yang masuk semakin banyak dan mulai menyentuh dop1, maka siphon apung mulai terangkat seiring pertambahan air.   

3. Ketika dop2 menyentuh ujung kolong bagian bawah, maka siphon tidak bisa lagi bergerak naik dengan kata lain berhenti bergerak, sedangkan air terus bertambah dan terus naik.

4. Karena air terus naik sedangkan siphon apung berhenti bergerak, maka secara perlahan, air akan mulai masuk ke bagian dalam siphon, dan karena lubang-lubang air tertutup/terhalang oleh kolong, maka air tidak bisa mengalir kemana-mana kecuali mengisi bagian dalam pipa.

5. Akibat dari air yang memenuhi pipa dan dop1, tentu saja akan membebani siphon apung, dan saat beban itu lebih besar dari "daya" apung, maka siphon akan tenggelam. Saat siphon tenggelam, posisi lubang air secara otomatis akan terbuka, saat itulah air bisa leluasa mengalir keluar dari pipa. Saat air di wadah mulai habis dan proses siphon terhenti, maka dop1 akan kembali terapung.



Saya bagikan skema khususnya pada bagian kolong yang jauh lebih baik dan saya aplikasikan sampai saat ini.



Semoga bermanfaat



Penerapan siphon apung ada di Akuaponik Kolam Koi Jilid II
Lihat juga perkembangannya di Update- Akuaponik Kolam Koi Jilid II

Trimakasih



25 comments:

  1. Terima kasih mas nanang atas share ilmunya, saya mau coba praktekan ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama... semoga berhasil, mengenai bahan semua bisa direkayasa sendiri..

      Terimakasih..

      Delete
  2. om saya boleh maen kerumah sampeyan gak om?saya pengen belajar tentang aquaponik langsung sama suhunya.saya dari kalasan om.hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentu saja boleh Mas, dengan senang hati tapi kabari dulu Mas, siapa tahu saya tidak di rumah...
      Saya bukan suhunya akuaponik Mas, saya juga masih perlu banyak belajar, hanya kebetulan saja saya sudah praktek duluan he....

      Terimakasih...

      Delete
  3. mas nanang ini nope saya mas 08562554238.untuk alamt bisa di sms kno itu mas.dan biar mudah kita janjian.he....terima kasih mas nanang.

    ReplyDelete
  4. kalo saya lihat, memang simple tapi ada titik lemah di mekanisme naik turun (pipa 1" dan 3/4"). harus mulus (g janji kl k blok ma poop ikan ato debris). menurut saya lebih baik pake bell siphon ato affan siphon sekalian yang penting barrier & breather pipenya g ketutup

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sebelumnya untuk masukkannya...
      Memang itu yang jadi pertimbangan Mas/Mbak, tapi nanti tetap akan ada pelindung seperti di bell siphon, untuk pelindung dibuat dengan sayatan sehingga kotoran tidak mudah masuk..
      Saya masih terus mencoba untuk menyempurnakan, mudah-mudahan kelemahan-kelemahan itu bisa teratasi, dan nantinya bisa menjadi alternatif lain dari bell siphon.
      Terimakasih.

      Delete
  5. Percobaan yang sangat kreatif dan sepertinya bisa diandalkan. Percobaan Mas Nanang memang gak ada matinya, sungguh informatif untuk praktisi aquaponik. Maju terusss...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Om Jan...
      Masih skala ujicoba Om, memang ada kelebihannya, debit kecilpun bisa berfungsi tanpa merubah apapun... jadi saat pompa banyak tersumbat dan debitnya mengecil masih tetap berjalan dengan baik, tapi kemungkinan tetep ada kelemahan di naik turun... semangat harus dicari solusinya hehe...

      O iya kemarin berkunjung.. naksir kedelainya saya Om hehe..

      Trimakasih OM Jan..

      Delete
  6. ada update terbaru lg gak Mas untuk siphon apungnya? masalahnya dgn modal verloop bekas sy pingin nyoba bkn nich. moga berhasil. Swn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk yang terbaru ada di artikel "Akuaponik Kolam Koi II" Pak Sutriono, sampai sekarang masih berjalan lancar sekali..

      Trimakasih.

      Delete
  7. malam mas mas nanang. saya ispriyoto dari jombang.saya silent reader di blog anda dan posting anda di k*sk*s.karena tulisan anda. taman depan rumah saya langsung saya bongkar mo dijadikan aquaponik.sungguh beruntung mas halaman rumah anda cukup luas. BTW mengenahi sipon apung.ukuran pipa aquariumnya berapa inch,mas kenapa harus pipa aquarium.apa supaya ringan. seumpama pvc gmn,soale agak sulit nyari pipa aquarium. atas perhatiannya terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat pagi & salam kenal Mas Ispriyoto...
      Trimakasih berkenan memngunjungi blog kami.. sekarang sudah jarang di K*S..., waktu sangat terbatas. Wauduh kok dibongkar Mas he... tapi jika lebih bermanfaat tentu ndak papa... iya Mas, saya memang beruntung & patut disyukuri, tapi tanah saya tidak luas banget, hanya 211, yang dipake untuk kebun hanya sekitar 7 x 8 itu juga dipake buat jemuran & pendopo ruang tamu semua dipepet2 kan Mas, supaya bermanfaat he.....
      Mengenai siphon...untuk berapa inc saya kurang paham Mas, tapi kemungkinan sekitar 1/2", kenapa memilih pipa akuarium, itu karena pas/sesuai dengan lubang ring torn & sock drat 3/4, kalo terlalu sempit tentu seret, terlalu longgar akan banyak rembesan.. Bisa kok Mas dengan pipa PVC, hanya saja kita perlu mencari yang sesuai dengan lubang ring torn & sock drat, ujicoba saya pertama juga menggunakan pipa pvc.
      Kalo supaya ringan saya kira tidak terlalu pengaruh, tapi tidak untuk diabaikan Mas...

      Trimakasih..

      Delete
  8. mas boleh saya minta kontak WA atau apapun yg bs dihubungi ? pengen liat2 aquaponik sklian belajar ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh Mas, bisa minta alamat emailnya Mas nanti saya beri no Hp saya.
      Trimakasih.

      Delete
  9. Mnta kontaknya dnk mas. Hehe WA atau apa gtu.
    Tulisannya sngt brmanfaat nih.. thanks ya.

    arbisyarifudin@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas...
      Nanti saya kirim visa email..

      Delete
  10. Boz minta kontak wa nya....mau tanya tentang siphon apung email saya widiadijemu@gmail.com

    ReplyDelete
  11. Mas Nanang siphon apungnya sangat menginspirasi saya krn itu renc saya mau mencoba membuat pompa hydram dgn menggunakan piston yg energinya diperoleh dari naik turunnya siphon apung tersebut. Boleh minta artikelnya yg lengkap tentang siphon apungnya mas sekalian nanti saya kirimkan gbr imaginasi saya hehehe.... saya di ratnodewo@gmail.com... Suwun Mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih mas Ratno.. senang bisa menginspirasi...
      Sebenarnya ini artikel yang lengkap mas, cara kerja, bahan dll, yang lebih lengkap lagi gak ada mas, karena yang saya buat sudah saya share disini...
      Penasaran saya dengan imaginasinya mas Ratno... semoga bermanfaat bagi banyak orang.

      Trimakasih.

      Delete
  12. mau nanya mas, saat si wadah/ember terisi air sampe batas maksimum dan doop2 terangkat(mengapung). apakah tidak ada kebocoran? soalnya kan pipa naik ke atas dari lubang verloop ring

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon jawabannya mas, terimakasih.. kalau boleh saya mau nanya ke mas nya lewat email. Ini email saya ariqjuliandrym20@gmail.com

      Delete
    2. Trimakasih Mas.
      Maaf sebelumnya terlalu lama membalas. Untuk kebocoran tetap ada, tapi sangat sedikit sekali, toh kebocoran itupun mengalir ke kolam jadi tidak ada masalah. Jika bisa presisi maka kebocoran seperti tetesan air saja dengan debit yang sangat kecil sekali.
      Trimakasih.

      Delete