Sunday 8 October 2017

Update_Akuaponik Dusun Kasuran

Pada tulisan sebelumnya Akuaponik Dusun Kasuran, telah dijabarkan bagaimana proses perencanaan, sampai pembuatan akuaponik percontohan di dusun Kasuran Sleman. Dan tepat tanggal 7 Oktober 2017, sistem sudah berjalan 20 hari terhitung sejak pemasangan dan penanaman pada tanggal 17 September 2017. Tanpa disengaja, hari Sabtu 7 Oktober 2017, bertepatan 20 hari sistem berjalan, beberapa teman dari Tanoto UGM melakukan peninjauan, untuk mengetahui bagaimana perkembangan akuaponik yang telah dibangunnya.   
Karena sehari sebelumnya diberi kabar bahwa mereka akan ke sana, malam di hari kunjungan, saya menanyakan kabar perkembangan akuaponiknya, karena benar-benar ingin tahu. Setelah mendapat kiriman foto hasil peninjauan, ternyata diluar dugaan selama ini, tanaman bisa tumbuh dengan baik.... lega dan senang rasanya.


 
 
Jujur sempat pesimis juga, jika ternyata akuaponik yang sudah dibangun tidak dirawat. Belum lagi hujan lebat yang sudah datang 2 minggu ini. Kolam terbuka, demikian juga sayuran tidak diberi atap tentu bisa berdampak buruk pada akuaponik. Meski hanya membantu, tapi rasa tanggungjawab tetap melekat alam diri ini. 
Selain beberapa foto, ada juga kabar yang lebih menggembirakan, yaitu bahwa ibu dukuh dan tetangga saling membantu dalam merawat tanaman. Jujur kabar ini begitu menggembirakan, karena mereka tidak menelantarkan begitu saja. Mungkin itulah mengapa tanaman bisa tumbuh baik, karena bagaimanapun sebuah hasil akan sebanding dengan usaha yang dilakukan. 


Tetangga ibu dukuh ikut merawat.
  
 




Ada kabar baik, tapi ada juga kabar kurang baik he... Foto yang lain menunjukkan sebaliknya, jika tanaman terlihat baik atau subur, kondisi kolam sebaliknya. Kolam terlihat keruh, banyak potongan kulit semangka dan terlihat ikan nila megap-megap seperti kekurangan oksigen. Setelah didapatkan informasi, ternyata secara kebetulan ketika mereka datang berkunjung sekitar jam 10.00 pagi, listrik mati dari jam 5.00 pagi, jadi sudah 5 jam. Selain itu, ternayata ikan diberi makan bekatul, sehingga kolam terlihat keruh kecoklatan. Untuk masalah bekatul, kita sudah menyarankan ke ibu dukuh untuk dihentikan. Dan untuk kulit semangka yang terlihat seperti sampah di kolam, ternyata itu untuk makan ikan nila he... semoga nilanya mau.


Kolam keruh, karena diberi makan bekatul.. he...he...

 
Ada ikan yang mati, sayang...


SEcara keseluruhan, bagi saya pribadi ini sangat menyenangkan, karena akuaponik yang kita bangun untuk percontohan ternyata memberikan hasil yang lumayan. Semoga saja warga sekitar ada yang tertarik sehingga lahan yang tadinya tidak terpakai bisa dimanfaatkan. 
Dulu sebelum ada akuaponik, depan rumah hanya lahan kosong tak terpakai, saat siang hari panas sekali, sampai kami saat melakukan proses pemasangan benar-benar tidak tahan. Kini kondisi itu berbeda, lahan yang tadinya panas kini terlihat hijau dipenuhi sayuran, pemandangan yang sungguh mengasyikkan he.... 


Depan rumah sekarang lebih segar.
Harapan saya dan teman-teman dari Tanoto dan KMHD UGM, semoga percontohan sederhana ini bisa menular ke warga yang lain.  Amin.

Salam akuaponik

Wana Wana
    

No comments:

Post a Comment