Monday 26 December 2016

Update Akuaponik Sistem Sumbu (Wick System)

Seperti yang telah kami utarakan pada artikel sebelumnya  Akuaponik Sistem Sumbu, bahwa kami baru pertama kalinya melakukan pembenihan dengan media rockwall, jadi pengalaman kami masih 'nol' sehingga kami siap menerima dan belajar dari kegagalan yang akan terjadi. 
Setelah benih kami masukkan ke dalam lubang kecil di rockwall menggunakan lidi, kemudian benih kami tutup dengan plastik hitam, selang 2 hari benih mulai pecah dan berkecambah. Benih kami jemur di atap untuk mendapatkan sinar pagi. Supaya tidak kehabisan air, pada wadah diisi air kolam kira-kira sampai ketinggian 0,5 cm. 
Yah... namanya juga belajar, belum bisa memahami karakteristik rockwall. Beberapa hari kemudian beberapa tanaman justru membusuk, demikian juga biji yang mulai tumbuh ikut membusuk. Memang ada beberapa yang bisa bertahan hidup karena terselamatkan oleh kemiringan dalam kami meletakkan wadah pembenihan saat dijemur, jadi yang tidak tergenang air, bisa tumbuh baik walau hanya sedikit. 
Gagal iya... tapi saya senang bisa mendapatkan pengalaman ini. Rockwall memang memiliki sifat penyerapan air yang sangat tinggi, begitu wadah diberi air, dengan cepat rockwall akan menyerapnya. Dan dalam proses pembenihan, kebanyakan air atau menggenang justru akan menyebabkan kegagalan.

Kegagalan penyemaian pertama dan susahnya mendapatkan sinar matahari pagi membuat kami mencoba alternatif lain, sekaligus mencoba bereksperimen dengan benih.
Kali ini kami melakukan pembenihan secara langsung. Rockwall kami masukkan ke dalam netpot, dan kemudian benih kami masukkan ke dalam rockwall tersebut, jadi tidak terpisah. Kendala utama adalah cahaya pagi yang tidak kami dapatkan karena terhalang gedung, baru sekitar jam 9-10 bisa tersentuh cahaya. Kami belum benar-benar tahu apakah nantinya benih akan kutilang (kuning, tinggi, langsing) akibat kurang cahaya pagi, tapi kami harus mencoba. 
Tanggal 20 Desember 2016, tepatnya sore hari, kami memasukkan benih sawi kedalam rockwall, kami selalu mengamati apakah proses kapilaritas terjadi ketika rockwall bersentuhan dengan kain flanel sebagai sumbunya, karena kami takut benih tidak tumbuh akibat kekeringan. Selang 2 hari biji sudah terlihat berkecambah dan rockwall masih dalam kondisi basah, tahap pertama sukses he... 




Perjalanan akar dan daun...
Benih yang pertama kali disemai terpisah dan masih hidup tidak kami buang namun kami pindah bersamaan dengan kami melakukan pembenihan langsung. Kami ingin tahu apkah ada perbedaan dalam pertumbuhannya, antara semai langsung dengan semai terpisah.

Hari ke-3...
Setiap hari kami lihat perkembangannya dan hari ke-3 tepatnya tanggal 23 Desember 2016, kami dokumentasikan baik akar dan daunnya. Benih yang disemai terpisah daunnya mulai menguning sebagai tanda kurang nutrisi, bisa dimaklumi karena akar belum banyak dan nutrisi hanya diambil dari rockwall yang mungkin hanya sedikit menyerap nutrisi. Namun akar dari semai terpisah tersebut mulai menjalar menuju ke bawah, ke sumber air/nutrisi. Dari 7 tanaman semai terpisah, meskipun tidak terkena sinar matahari pagi, tapi pertumbuhan mereka terlihat normal, tidak tinggi dan langsing.



Salah satu dari semai yang terpisah.
 

Akar mulai keluar (semai terpisah)

 Untuk pembenihan langsung, biji mulai berkecambah.


Usia 3 hari.

Hari ke-4...
Benih yang disemai langsung, terlihat daun hijaunya, dan setelah kami angkat, beberapa tanaman akarnya sudah menembus kain flanel.


Akar sudah menembus kain flanel.


Daun muda sudah mulai terlihat.

Hari ke-6...
Mulai terlihat lebih jelas lagi perkembangannya dan yang membuat kami senang, apa yang kami kawatirkan dengan kutilang ternyata sampai hari ke-6 ini belum terjadi.
Di bawah ini foto beberapa tanaman yang disemai terpisah, daun sejati terlihat menguning, dan akar sudah mulai banyak menembus kain flanel.






Akar sudah banyak yang menembus kain flanel.


Di bawah ini foto tanaman yang disemai langsung, terlihat pertumbuhannya normal dan rata rata akar sudah  menembus kain flanel.


Terlihat normal




Akar yang menembus kain flanel.


Penampakan hari ke-6,
21 Januari 2017

Sepertinya proses pertumbuhan tanaman dengan sistem sumbu apalagi dengan wadah yang cukup dalam memang sangat lambat, karena tanaman yang sama yang ditanam di tanah sudah besar. Jika kami amati, akar menjalar menyusuri kain flanel untuk bisa masuk ke dalam air, sedangkan kain flanel arahnya melengkung tidak tegak lurus sehingga perjalanannya semakin 'jauh' yang tentunya membutuhkan lebih banyak energi. wadah yang kami gunakan untuk menampung limpahan dari air kolam juga cukup dalam yaitu 40 cm, jadi endapan dan nutrisi kemungkinan berada di bagian dasar kolam, dan untuk menjangkaunya tentu butuh waktu dan energi lebih banyak. mungkin itu pula yang menyebabkan pertumbuhannya begitu lambat. Dengan umur sawi yang pendek dan sekali panen tentu hal ini kurang baik.
Percobaan pertama ini dengan tanaman sawi bisa kami katakan akan gagal, berikutnya mungkin kami akan mencoba tanaman kangkung yang memang bisa panen berkali-kali sehingga perakaran akan lebih baik.


     
Umur 13 hari, masih terlihat kecil.


Umur 19 hari, terlihat belum berubah.


Umur 19 hari, terihat kurang subur.


Akar mengikuti jalur kain flanel.

Meskipun nantinya gagal, tetap ada banyak ilmu yang bisa kami dapatkan, terutama bagaimana akar itu berjalan, dengan mencoba lagi pasti akan medapatkan ilmu yang lebih lagi.

Trimakasih...

No comments:

Post a Comment